Dikutip dari The New York Times, pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump siap mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat ke kota tersebut. Ia dijadwalkan memberikan pengumuman itu melalui pidato resmi di Gedung Putih.
Jika itu terjadi, Trump akan jadi Presiden Amerika Serikat pertama yang mengambil langkah tersebut sejak berdirinya Israel pada 1948. Ia sudah menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan sejumlah pemimpin dunia Arab untuk menjelaskan perubahan kebijakan luar negeri tersebut pada Selasa (5/12).
Pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem sendiri diprediksi akan memakan waktu selama beberapa tahun. Keputusan Trump itu disambut baik oleh pihak-pihak yang pro-Israel. Ia juga dilihat mampu mewujudkan janji kampanyenya terkait konflik Israel dan Palestina di mana Trump mengindikasikan akan mendukung Israel dan keras terhadap Palestina.
"Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah langkah positif dan penting, terutama di tengah upaya warga Palestina untuk menyepelekan ikatan sejarah antara bangsa Yahudi dan Kota David," ujar Amos Yadlin, direktur eksekutif Institut Ilmu Keamanan Nasional di Tel Aviv.