Anak-anak King, Martin III dan Bernice, khawatir dokumen ini akan disalahgunakan untuk merusak warisan ayah mereka. Mereka meminta publik untuk memahami konteks sejarah yang melatarbelakangi pembuatan dokumen tersebut.
Keluarga menyebut dokumen ini adalah hasil dari operasi pengawasan FBI yang bertujuan merusak reputasi King dan Gerakan Hak Sipil. Kampanye di bawah kendali J. Edgar Hoover itu mereka anggap sangat mengganggu dan merusak.
"Selama hidupnya, ayah kami tanpa henti menjadi target kampanye disinformasi dan pengawasan yang invasif, predatoris, dan sangat mengganggu yang diatur oleh J. Edgar Hoover melalui FBI. Tindakan-tindakan ini bukan hanya pelanggaran privasi, tetapi serangan yang disengaja terhadap kebenaran," tulis Martin Luther King III dan Dr. Bernice A. King dalam pernyataan bersama, dilansir Al Jazeera.
Sikap keluarga tidak seragam, sebab keponakan King, Alveda King, justru mendukung langkah Trump dan berterima kasih atas perilisan ini. Namun, keluarga King tetap percaya bahwa ada konspirasi yang lebih besar di balik pembunuhan tersebut.