Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS, Donald Trump, dan mantan Presiden AS, Barack Obama. (DoD photo by U.S. Air Force Staff Sgt. Marianique Santos, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Trump tuduh Obama merekayasa narasi campur tangan Rusia di pemilu 2016.

  • Laporan Gabbard menuding konspirasi pejabat era Obama untuk menjegal kemenangan Trump. Trump juga menuduh Joe Biden dan pejabat intelijen terlibat.

  • Kritikus menyebut laporan Gabbard yang dipakai Trump sangat menyesatkan. Laporan itu mencampuradukkan isu intelijen yang berbeda.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan tuduhan serius terhadap pendahulunya, Barack Obama, pada Selasa (22/7/2025). Trump menuduh Obama telah melakukan pengkhianatan dan menyerukan agar ia ditangkap.

Pernyataan ini disampaikan Trump di Oval Office saat bertemu dengan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. Tuduhan tersebut didasarkan pada sebuah dokumen yang baru dirilis oleh Direktur Intelijen Nasional (DNI) pilihannya, Tulsi Gabbard.

Kantor Barack Obama langsung membantah tuduhan Trump ini. Mereka menyebut tuduhan Trump tidak masuk akal dan hanya merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian publik. Dalam hukum AS, pengkhianatan atau upaya menggulingkan pemerintahan dapat dijatuhi hukuman mati.

1. Trump tuduh Obama merekayasa narasi campur tangan Rusia di pemilu 2016

Laporan Gabbard yang disorot menuding adanya konspirasi oleh pejabat era Obama untuk menjegal kemenangan Trump pada 2016. Laporan itu mengklaim Obama telah merekayasa intelijen untuk menciptakan narasi adanya campur tangan Rusia pada pemilu tersebut.

Trump mengklaim upaya konspirasi tersebut dipimpin oleh Obama langsung. Selain Obama, Trump juga menuding keterlibatan mantan Presiden Joe Biden serta mantan pejabat tinggi intelijen seperti James Comey dan James Clapper. Menurut Trump, bukti yang ada sudah tidak terbantahkan untuk menuntut Obama. Sebelumnya, ia juga membagikan video buatan kecerdasan buatan (AI) di media sosial yang memperlihatkan Obama sedang diborgol oleh aparat.

"Dia bersalah. Ini adalah pengkhianatan, ini adalah setiap kata yang dapat Anda pikirkan. Mereka mencoba mencuri pemilu, mereka mencoba mengganggu hasil pemilu, mereka melakukan hal-hal yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun," kata Trump, dilansir dari The Guardian.

2. Tuduhan Trump dinilai sesat

Kritikus menyebut laporan Gabbard yang dipakai Trump sangat menyesatkan. Laporan itu dinilai telah mencampuradukkan dua isu intelijen yang berbeda untuk menciptakan narasi yang keliru.

Laporan Gabbard menyoroti fakta bahwa Rusia tidak meretas sistem pemilu untuk mengubah jumlah suara. Pemerintahan Obama sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Rusia telah memanipulasi suara. Komunitas intelijen AS hanya menyimpulkan bahwa Rusia telah melancarkan kampanye disinformasi untuk memengaruhi pemilih.

Temuan Gabbard juga bertentangan dengan kesimpulan dari laporan bipartisan Komite Intelijen Senat pada 2020. Laporan tersebut, yang kala itu dipimpin oleh Senator Republikan Marco Rubio, juga membenarkan adanya campur tangan Rusia.

"Tidak ada satu pun dalam dokumen yang dikeluarkan minggu lalu melemahkan kesimpulan yang diterima secara luas bahwa Rusia memang telah berupaya memengaruhi pemilihan presiden 2016, tetapi tidak berhasil memanipulasi suara apa pun," kata kantor Obama, dikutip dari Al Jazeera.

3. Dituduh sebagai upaya pengalihan isu

Serangan Trump ini dilontarkan di tengah sorotan publik terhadap pemerintahannya terkait penanganan berkas kasus Jeffrey Epstein. Hal ini memicu spekulasi bahwa tuduhan terhadap Obama hanyalah strategi pengalihan isu.

Saat ditanya wartawan mengenai kasus Epstein, Trump menolak menjawab dan menyebut pertanyaan itu sebagai perburuan politik. Ia kemudian langsung mengalihkan pembicaraan dengan mulai menyerang Obama.

Trump sendiri secara terbuka menyatakan niatnya untuk menuntut para lawan politiknya.

"Saya membiarkannya (Hillary Clinton) lolos, dan saya sangat senang saya melakukannya, tetapi sekarang saatnya bertindak atas apa yang mereka lakukan kepada saya. Benar atau salah, sekarang saatnya mengejar orang-orang itu, Obama telah tertangkap basah," ujar Trump, dilansir NYT.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team