Prototipe jet tempur KFX/IFX yang diluncurkan pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Military Modeler)
Hal ini merupakan inti dari strategi Korea Selatan. Korea Selatan memiliki industri pembuatan kapal yang berkembang pesat, membangun lebih banyak kapal daripada negara lain mana pun di dunia selain China, di saat pembuatan kapal AS dan angkatan lautnya sedang menurun. Dengan membantu AS di bidang ini, Korea Selatan dapat mengatasi masalah keamanan AS, sekaligus memperkuat industrinya sendiri.
Sebagian besar investasi lain tampaknya akan datang dalam bentuk uang yang telah dijanjikan Korea Selatan kepada AS selama pemerintahan Biden, yang belum direalisasikan. Uang itu nantinya membantu AS memproduksi mobil, semikonduktor, dan baterai dari kendaraan listrik.
Kesepakatan ini juga tidak menyentuh aliansi militer dengan AS dan miliaran dolar yang dihabiskan Washington untuk membantu mempertahankan Korea Selatan dari Korea Utara.
Presiden Trump sempat mengancam akan menarik pasukan AS dari Korea Selatan kecuali jika negara itu membayar lebih untuk kesepakatan ini. Ini adalah ancaman yang menghantui Seoul, dan para negosiator telah mempertimbangkan untuk mencoba menyelesaikan masalah ini selain tarif.
Namun, negosiasi ini sekarang akan berlangsung ketika Presiden Lee mengunjungi Washington dalam waktu dua pekan untuk pertemuan puncak dengan Presiden Trump. Ini berarti, Seoul mungkin perlu menawarkan sejumlah besar uang lagi.
Sejak kembali menjabat pada Januari, Trump telah memberlakukan serangkaian pajak impor atas barang-barang dari negara lain, dan mengancam akan mengenakan lebih banyak lagi. Ia berpendapat bahwa tarif ini akan mendorong sektor manufaktur Amerika dan melindungi lapangan kerja.
Namun, kebijakan perdagangan internasionalnya yang fluktuatif telah mengacaukan perekonomian dunia, dan para kritikus telah memperingatkan, tarif tersebut membuat produk menjadi lebih mahal bagi konsumen AS.