Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi demonstrasi (Unsplash.com/ Chris Slupski)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 ribu warga Prancis turun ke jalanan pada Selasa (18/10/2022), melakukan protes atas kenaikan biaya hidup dan menuntut kenaikan gaji. Mereka sebagian besar berasal dari serikat pekerja CGT dan simpatisan partai sayap kiri Prancis.

Di ibu kota Paris, sekitar 13 ribu demonstran turun ke jalanan. Puluhan ribu lainnya tersebar di seluruh Prancis, dan belasan orang ditangkap karena bentrok dengan polisi. Beberapa demonstran diketahui mengacau, memecahkan jendela toko-toko di ibu kota.

1. Minta kenaikan gaji karena biaya hidup meningkat

Demonstrasi menuntut kenaikan gaji di Prancis merupakan lanjutan dari aksi mogok kerja yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja di perusahaan kilang minyak, aksi yang memicu kekurangan bahan bakar di hampir semua wilayah Prancis.

Mereka yang ikut turun ke jalan termasuk pekerja kereta api, perusahaan truk, bus, dan beberapa guru sekolah menengah serta pegawai rumah sakit. 

Melansir Associated Press, menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, jumlah warga yang ikut demonstrasi pada Selasa lebih dari 100 ribu orang. Ribuan orang sebelumnya telah melakukan protes sejak hari Minggu.

"Kami menuntut kenaikan gaji di mana-mana. Di semua pekerjaan, di semua profesi, karena kita sekarang menemukan diri kita dengan karyawan yang dibayar rendah sehubungan (kenaikan) dengan biaya hidup," kata Bernard Mirc, seorang pensiunan pegawai jaminan sosial.

2. Bentrokan demonstran dengan polisi

Akibat aksi tersebut, hanya ada dua kereta yang beroperasi di jaringan rel bagian selatan Prancis. Dampaknya terjadi keterlambatan pada jam sibuk pagi hari. Di bagian utara, kereta antarnegara Prancis-Spanyol juga mengalami gangguan.

Di ibu kota Paris, Reuters melaporkan ketika demonstrasi semakin tegang, puluhan massa berpakaian hitam memecahkan jendela toko-toko. Pasukan anti huru-hara menerjang para demonstran tersebut dan terjadi bentrokan. Sejauh ini diketahui 11 orang ditangkap.

Seruan aksi mogok kerja secara nasional dikeluarkan. Namun menurut survei, hanya 39 persen publik mendukung seruan tersebut, dengan 49 persen menentang. Semakin banyak pula orang yang menentang aksi mogok pekerja kilang minyak, yang memicu kelangkaan BBM.

3. Dampak seruan aksi mogok kerja

Prancis adalah negara ekonomi terbesar kedua di Uni Eropa (UE) setelah Jerman. Tapi negara itu mengalami inflasi hingga 6,2 persen, tertinggi dalam beberapa dekade. Inflasi dimulai ketika pandemik COVID-19 dan semakin buruk ketika Rusia menginvasi Ukraina.

Melansir Al Jazeera, dampak dari aksi mogok kerja dan demonstrasi itu membuat sekitar seperempat pom bensin secara nasional mengalami kekurangan pasokan. Lebih dari 60 persen kapasitas penyulingan minyak berhenti dan memaksa Prancis mengimpor lebih banyak.

Aksi meluas berdampak pada sektor energi nuklir, dengan para pekerja yang mogok membuat pekerjaan pemeliharaan yang penting untuk pasokan listrik Eropa menjadi tertunda.

Presiden Prancis, Emmanel Macron, mengatakan bakal melakukan yang terbaik dan menginginkan masalah tersebut diselesaikan secepat mungkin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team