Dilansir Al Jazeera, Aksi yang digelar oleh ratusan warga Malaysia ini sebagai bentuk protes anti pemerintah yang menentang larangan pertemuan publik di bawah pembatasan virus corona, di mana menambah tekanan pada perdana menteri untuk mengundurkan diri.
Para pengunjuk rasa melakukan aksi protesnya dengan mengenakan masker dan menjaga jarak satu sama lain, melambaikan spanduk bertuliskan 'pemerintah yang gagal' serta bendera hitam.
Aksi ini pun menjadi aksi demonstrasi besar pertama di Malaysia dalam beberapa waktu terakhir ini karena banyak yang menolak turun ke jalan dampak pembatasan COVID-19 dan takut teinfeksi.
Ada banyak polisi dan petugas memblokir upaya pengunjuk rasa untuk memasuki alun-alun pusat sebelum rapat umum dibubarkan dengan damai. Penyelenggara mengatakan sekitar 1.000 demonstran yang mengambil bagian, tetapi polisi menyebutkan jumlahnya sekitar 400. Polisi juga mengatakan kepada media lokal bahwa para pengunjuk rasa akan dipanggil untuk diinterogasi karena mereka telah melanggar larangan berkumpul.
Berdasarkan dari laporan The Straits Times, Aksi demonstrasi tersebut diorganisir oleh koalisi kelompok pemuda dan masyarakat sipil, Sekretariat Solidariti Rakyat.
Dalam aksi tersebut, ada yang membawa jenazah tiruan yang dibungkus kain putih yang melambangkan tingginya angka kematian harian COVID-19 di Malaysia, di mana sebagai kritik terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah.
Koalisi juga menyerukan sidang parlemen penuh dan moratorium pinjaman bank otomatis guna meringankan kesulitan dampak dari lockdown COVID-19 yang sedang berlangsung.