Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Luksemburg dan UE abaikan rencana perjalanan Menlu AS, Mike Pompeo. Ilustrasi (instagram.com/secpompeo)
Luksemburg dan UE abaikan rencana perjalanan Menlu AS, Mike Pompeo. Ilustrasi (instagram.com/secpompeo)

Brussel, IDN Times – Dalam masa-masa akhir pemerintahan Donald Trump, politik luar negeri Amerika Serikat banyak sekali melakukan manuver-manuver. Beberapa diantaranya adalah merajut kembali hubungan negara-negara di Teluk dan mendamaikan Arab Saudi beserta sekutunya dengan Qatar yang sudah sejak 2017 lalu mengalami cek-cok.

Selain itu, manuver lainnya adalah Mike Pompeo yang menjadi Menteri Luar Negeri pemerintahan Donald Trump, telah memasukkan daftar kelompok teroris baru seperti kelompok Houthi di Yaman, dan Kuba juga dimasukkan kembali sebagai negara pendukung teroris.

Delapan hari menjelang berakhirnya masa jabatan Donald Trump, Mike Pompeo melakukan manuver lain yakni menuduh Iran telah melindungi para pemimpin kelompok al-Qaeda. Menurut Pompeo, dia mengklaim bahwa Iran saat ini adalah markas baru kelompok teroris al-Qaeda. Klaim itu dibantah dengan tegas oleh Iran.

Kini Pompeo rencananya akan melakukan kunjungan ke Luksemburg dan Uni Eropa (UE) dalam perjalanan kunjungan terakhirnya sebagai Menteri Luar Negeri AS untuk membicarakan transisi pemerintahan AS. Namun, Luksembourg dan UE menolak dan mengabaikan rencana kunjungan Pompeo.

1. Mike Pompeo dipermalukan

Mike Pompeo (kiri), menjabat sebagai Menlu AS pada pemerintahan Trump. (twitter.com/Secretary Pompeo)

Beberapa hari setelah insiden kerusuhan di gedung Capitol Hil, Mike Pompeo melakukan sekian manuver politik luar negeri. Pompeo yang merupakan sekutu terdekat Donald Trump tersebut telah melakukan beberapa perjalanan dan mengeluarkan keputusan yang kontroversial. Kini dalam kesempatan perjalanan terakhirnya selama menjabat, Pompeo berencana mengunjungi Luksemburg dan Uni Eropa.

Luksembourg adalah negara kecil salah satu sekutu NATO, tapi kaya-raya. Pompeo mengajukan janji pertemuan dengan Jean Asselborn dan para petinggi Luksemburg, namun janji kunjungan pertemuan itu tidak ditanggapi. Diplomat yang tak mau disebutkan namanya menyampaikan informasi kepada kantor berita Reuters, bahwa para pejabat di Luksemburg enggan memberikan janji (13/1).

Pengabaian permintaan pertemuan Mike Pompeo oleh para petinggi Luksemburg itu menjadi salah satu dampak akibat kerusuhan yang menyerang demokrasi Amerika Serikat di Capitol Hill. Pengabaian itu adalah salah satu tindakan “mempermalukan” Pompeo dari sisi diplomatik. Dalam insiden rusuh di Capitol Hill, Pompeo mengutuk kekerasan yang terjadi. Namun Pompeo tidak merujuk kepada hasutan Donald Trump yang menggerakkan massa untuk berpawai menuju Capitol.

2. UE menolak kunjungan Mike Pompeo

Bendera Uni Eropa. (Wikimedia.org/Verdy P)

Selain ke Luksemburg, Pompeo sebenarnya juga berencana untuk mengunjungi Brusel, kota yang menjadi markas besar NATO dan UE. Rencananya, Pompeo akan bertemu dengan kepala NATO, Jens Stoltenberg dan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Belgia, Sophie Wilmes.

Ketika rusuh melanda Capitol Hill, Sophie Wilmes mengungkapkan pendapatnya lewat sosial media bahwa peristiwa itu telah merusak cita-cita demokrasi. Wilmes mengatakan “Mereka menunjukkan sejauh mana tugas Presiden Biden terpilih, yang akan menyatukan masyarakat Amerika di sekitar proyek bersama. Kami mempercayai dia untuk melakukan itu” jelasnya. 

Menurut The Guardian, salah satu pejabat UE yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Mike Pompeo, selain ingin bertemu dengan pejabat tinggi NATO dan pejabat Belgia, juga ingin melakukan pertemuan dengan para petinggi UE. Namun hal itu ditolak. Tapi di sisi lain, juru bicara UE membantah bahwa ada permintaan pertemuan dari Mike Pompeo kepada para pejabat tingginya.

UE telah dianggap bersikap dingin terhadap Pompeo. Sikap itu sebenarnya kontras dengan kunjungan Pompeo sebelum-sebelumnya. Di Brusel yang menjadi pusat UE, Pompeo berpidato selama tiga tahun terakhir dihadapan eksekutif UE tentang kebijakan luar negeri AS meskipun Eropa menolak keras kebijakan tersebut.

3. Pyromaniak politik

Jean Asselborn, Menlu Luksemburg (Wikimedia.org/Raimond Spekking)

Penyerangan massa pendukung Donald Trump ke gedung Capitol Hill yang mendapatkan aliran kritik dari para pemimpin dunia, adalah salah satu sebab mengapa negara-negara di Eropa bersikap dingin terhadap rencana kunjungan Mike Pompeo.

Melansir dari CNN, pejabat tinggi Luksemburg sebenarnya sudah mengumumkan bahwa akan ada pejabat tinggi AS melakukan kunjungan pada Senin, 11 Januari 2021. Namun 24 jam berikutnya pengumuman kembali disampaikan karena rencana tersebut dibatalkan (13/1). Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar mengapa membatalkan rencana perjalanan tersebut.

Jean Asselborn yang menjabat Menteri Luar Negeri dan Urusan Eropa dari Luksemburg sebelumnya pernah melontarkan kritik pedas kepada Donald Trump. Menurutnya, dalam sebuah wawancara yang dilakukan dengan RTL, Trump “adalah seorang pyromaniak politik yang harus dibawa ke pengadilan pidana”.

Pyromania adalah gejala patologis atau gangguan mental yang mendorong seseorang untuk selalu menyalakan api guna meredakan ketegangan dalam dirinya. Ganguan patologis ini sebenarnya jarang sekali terjadi. Namun istilah itu dilontarkan oleh Jean Asselborn dengan gabungan kata “politik” setelahnya, yang bisa dirujuk pada hasutan-hasutan Trump yang terus memicu percikan api di dalam sistem politik Amerika Serikat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja