Ilustrasi pembuatan tato. (Unsplash.com/Gino Castillo)
Melansir Reuters, peraturan yang membatasi bahan dalam pembuatan tinta tato ini telah disepakati pada Desember 2020, tapi UE memberikan industri waktu satu tahun untuk mempersiapkan dan memperoleh alternatif tinta.
Untuk dua warna pembuatan tato yang paling umum, yaitu warna hijau dan biru diberikan waktu tenggat lebih lama, yaitu hingga tahun depan untuk memperoleh pengganti, yang saat ini belum ada alternatif yang tersedia.
Seorang seniman tato bernama Tin-Tin, yang mengepalai serikat industri tato Prancis SNAT, menyamakan larangan UE ini seperti mengambil tepung dari toko roti, yang dalam pembuatan tato seperti mengambil tinta, sehingga tidak ada tato yang bisa dibuat.
Gwenaelle Reaume, sekretaris asosiasi tato di Belgia, telah meminta pemerintah agar diberikan lebih banyak waktu untuk memperoleh alternatif. Dia menyampaikan bahwa COVID-19 membuat riset dan produksi untuk pengganti terhambat.
Reaume menyampaikan, studio tato miliknya telah memesan tinta dari pemasok baru yang disetujui tepat waktu, tapi dia memberitahu banyak seniman lainnya yang kesulitan memperoleh pengganti yang sesuai aturan baru UE.
Para seniman tato juga mengeluhkan bisnis mereka yang telah terpuruk akibat pandemik virus corona.