Petro Poroshenko (Twitter.com/Петро Порошенко)
Mantan Presiden Petro Poroshenko adalah seorang politikus senior dan seorang miliarder. Dia dikalahkan oleh Volodymyr Zelensky dalam pemilu tahun 2019.
Dalam beberapa bulan terakhir, Poroshenko telah diselidiki atas kasus pengkhianatan tingkat tinggi. Pengkhianatan itu terkait pembelian batu bara dari Donbass, sebuah kota di timur Ukraina yang dikendalikan oleh kelompok separatis pro-Rusia.
Petro Poroshenko dituduh memfasilitasi pembelian hasil tambang tersebut, yang itu berarti memfasilitasi keuangan kelompok separatis yang memerangi pasukan Ukraina. Jumlah uangnya 48 juta euro atau sekitar Rp780 miliar.
Dilansir Deutsche Welle, Poroshenko membantah bahwa dia mendukung secara finansial pasukan separatis yang diduga didukung oleh Moskow. Partai Solidarita Eropa, partai Poroshenko, menyebut keputusan pengadilan yang membekukan aset mantan presiden adalah keputusan yang ilegal dan tidak adil.
Ukraina telah terlibat pertempuran mematikan dengan pasukan separatis di bagian timur negaranya, yang terkonsentrasi di daerah Lugansk dan Donetsk, termasuk kota Donbass sejak tahun 2014. Saat itu, pertempuran menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas.
Sampai saat ini, perselisihan itu masih menyala. Beberapa gencatan senjata telah disepakati oleh kedua belah pihak tapi seringkali gagal.
Ukraina sendiri saat ini merasa terancam karena Rusia telah menumpuk pasukan di dekat perbatasan timur negaranya. Jumlah pasukan yang ditumpuk tidak main-main, yakni sekitar 100.000 personel militer.