Vaksin Sputnik V yang telah sampai di Argentina. instagram.com/radiodon.web/
Melansir dari The New York Times, sebelumnya Ukraina sudah melakukan negosiasi vaksin asal negara Barat seperti Pfizer & BioNTech, Moderna and Johnson & Johnson. Namun kemudian Amerika Serikat di bawah Trump justru melarang ekspor vaksin COVID-19 asal negaranya ke Ukraina.
Bahkan hal tersebut sempat membuat dilema Presiden Volodymyr Zelensky yang sempat mengatakan apabila akan mengambil tawaran dari Rusia apabila negara Barat tidak dapat membantu pasokan vaksin untuk negaranya. Selain itu adanya desakan dari pemimpin oposisi pro Rusia Viktor Medvedchuk untuk menerima vaksin Sputnik V dan bersedia bekerja sama dengan Moskow.
Alih-alih menerima tawaran dari Rusia, Ukraina justru memalingkan diri ke Tiongkok untuk mendapatkan pasokan vaksin COVID-19. Sesuai perjanjian perusahaan farmasi di Kharkov tersebut nantinya akan menerima pasokan 5 juta vaksin Sinovac hingga tahun 2022 dan hingga bulan Februari nanti akan menerima 1,9 juta vaksin dari Beijing, dilansir dari RT.
Di samping itu, negara dengan populasi 42 juta jiwa tersebut akan mendapatkan bantuan vaksin Covax bantuan dari WHO yang diperuntukan bagi negara berpendapatan rendah dan menengah. Namun vaksin tersebut kemungkinan akan datang paling awal di bulan Maret 2021, dilaporkan dalam The New York Times.