Ukraina Klaim Serangan Roket Rusia di Stasiun Kereta Tewaskan 39 Orang

Jakarta, IDN Times - Pihak pengelola kereta api Ukraina pada Jumat (8/4/22), mengatakan bahwa stasiun yang berada di kota Kramatorsk, telah mendapat serangan roket Rusia. Sebelum serangan, ada ribuan orang di stasiun tersebut yang berniat melakukan perjalanan untuk mengungsi.
Ribuan orang Ukraina di wilayah Donbass telah mencoba meninggalkan rumahnya karena serangan Rusia diperkirakan akan meningkat. Para pejabat Kiev juga sudah memperingatkan bahwa beberapa hari ini, kemungkinan akan jadi kesempatan terakhir untuk pergi.
Rusia telah mengalihkan fokus serangan ke Donbass, dan menarik pasukan di sekitar Kiev. Di Donbass, Rusia akan membantu Donetsk dan Luhansk, dua wilayah yang dikuasai pemberontak pro-Rusia dan ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, sebelumnya telah mengatakan bahwa pertempuran di Donbass, kemungkinan akan mengingatkan pada pertempuran Perang Dunia Kedua.
1. Lebih dari 30 tewas dan ratusan terluka
Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari belum terlihat akan berhenti. Kini Rusia memfokuskan serangan ke Donbass, di Ukraina timur. Para pejabat Kiev telah memperingatkan warganya untuk meninggalkan kota-kota di wilayah itu selagi masih sempat.
Pada Jumat, roket Rusia menyerang salah satu stasiun di kota Kramatorsk. Perusahaan Kereta Api Ukraina mengatakan lebih dari 30 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka, kutip RFE/RL.
Kramatorsk adalah salah satu kota di Donbass yang masih berada di dalam pemerintahan Ukraina. Kota itu termasuk dalam administrasi Donetsk Ukraina. Wali Kota Kramatorsk Oleksander Honcharenko, mengatakan sekitar 4 ribu orang berada di stasiun pada saat serangan terjadi.
Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan beberapa mayat korban yang tewas oleh serangan roket, berjajar diselimuti penutup. Beberapa video juga menunjukkan orang-orang tergeletak dengan ransel dan koper, menandakan bahwa mereka sedang dalam perjalanan untuk pergi.
2. Ada dua roket yang menyerang stasiun
Serangan roket Rusia yang menghantam stasiun di kota Kramatorsk terjadi pada Jumat pagi hari. Sebagian besar orang yang berada di peron stasiun adalah perempuan, orang tua dan anak-anak.
Dikutip dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan ada dua roket yang menyerang stasiun. "Kurangnya kekuatan dan keberanian untuk melawan kami di medan perang, mereka secara sinis menghancurkan penduduk sipil," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah kejahatan yang tidak memiliki batas. Dan jika tidak dihukum, serangan tidak akan pernah berhenti," tambahnya. Zelenskyy juga menjelaskan bahwa serangan itu terjadi ketika tidak ada pasukan Ukraina berada di stasiun.
Menurut penilaian penasihat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, serangan semacam itu didahului oleh pengintaian menyeluruh terhadap target. "Setidaknya oleh drone, peluncur di darat-itu terlalu mahal untuk rudal dan terlalu sulit dan berisiko untuk mengatur serangan seperti itu," jelasnya.
3. Pemberontak mengklaim Ukraina yang melakukan penembakan roket tersebut untuk provokasi
Dalam perkembangan informasi lanjutan, total korban tewas dalam serangan roket di stasiun Kramatorsk ada 39 orang. Pavlo Kyrylenko, pemimpin administrasi militer Donetsk Ukraina menjelaskan roket yang menyerang adalah Tochka-U, kutip BBC. Puing-puing roket terlihat tergeletak di dekat stasiun.
Menurut Missile Threat, Tochka-U disebut juga SS-21. Roket itu adalah roket jarak pendek yang biasanya dipasang di kendaraan yang bergerak. Ada dua varian roket, pertama, adalah balistik yang memberikan peningkatan jangkauan dan kecepatan. Kedua, model jelajah yang memungkinkan kemampuan siluman dan akurasi tinggi. Model kedua inilah yang disebut Tochka-U.
Pemimpin pemberontak Ukraina pro-Rusia menyebut serangan itu dilakukan oleh Ukraina sendiri sebagai provokasi. Kementrian Pertahanan Rusia juga bersikeras mereka tidak menggunakan roket Tochka-U.
Namun, para analis yang melihat foto dan video di media sosial menyebut bahwa militer Rusia telah menggunakan Tochka-U. Nathan Mook, kelompok bantuan yang sedang mendistribusikan makanan di stasiun mengatakan bahwa salah satu orangnya melihat pertahanan udara Ukraina telah mencegat salah satu roket Rusia tersebut.