Iring-iringan mobil jenazah sebelas warga Ukraina korban jatuhnya pesawat Maskapai Internasional Ukraina penerbangan 752 melewati jalan keluar dari Bandara Internasional Boryspil luar Kiev, Ukraina, pada 19 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Valentyn Ogirenko
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memverifikasi rekaman suara itu asli. Ia mengatakan rekaman tersebut diperoleh dari para investigator Ukraina yang menyelidiki jatuhnya pesawat sipil yang mengangkut 82 warga Iran, 57 warga Kanada, dan 11 orang Ukraina itu. Tidak ada satu pun penumpang dan kru pesawat yang selamat.
Dalam sebuah wawancara, Zelensky menilai rekaman itu menunjukkan pemerintah Iran sebenarnya mengetahui militernya salah tembak dan menyasar penerbangan sipil. Meski begitu, tidak ada bukti bahwa petugas pemandu lalu lintas menyampaikan informasi tersebut kepada pemerintah.
Zelensky mengkritik bagaimana militer yang semestinya tahu situasi tersebut terus memberikan pernyataan keliru, termasuk ketika Amerika Serikat mengatakan kepada media bahwa Iran sudah salah tembak. Iran menuding Amerika Serikat telah menyebarluaskan teori konspirasi.
"Kami mengerti bahwa Iran — kami tak yakin siapa — tapi mereka ingin membela diri dengan cara yang tidak sah, dengan mendorong keluarnya informasi bahwa itu adalah kesalahan teknis," kata Zelensky. Ukraina menolak kompensasi Rp1 miliar per keluarga yang ditawarkan Iran karena alasan jumlah itu "tidak cukup".