Ukraina Sebut Rusia akan Kehabisan Senjata dan Uang pada Musim Semi

Jakarta, IDN Times - Kepala Intelijen Militer Ukraina Kyrylo Budanov, pada Minggu (5/3/2023), menyebut bahwa Rusia akan kehabisan persenjataan pada akhir musim semi. Ia juga menyebut bahwa ekonomi Rusia tidak akan lagi sanggup membiayai peperangan di Ukraina.
Sebelumnya, Budanov berulang kali mengungkapkan bahwa militer Ukraina akan memenangkan perang melawan Rusia. Pada tahun lalu, ia pun mengklaim bahwa Ukraina akan mengakhiri peperangan dan merebut kembali semua teritorinya pada musim panas 2023.
1. Budanov sebut ini kesempatan terakhir Rusia untuk menyerang
Budanov mengungkapkan dalam wawancara bersama USA Today, bahwa Rusia sudah menghabiskan sumber daya manusia, senjata, dan material. Ia pun menyebut bahwa serangan kali ini adalah kesempatan terakhir Rusia untuk melawan.
"Rusia telah menghabis-habiskan sumber daya manusia, senjata, dan material yang sangat besar. Produksi dan ekonominya tidak dapat menambal seluruh kekalahan yang didapatnya. Perubahan terjadi pada rantai pasokan militer. Jika militer Rusia gagal dalam melawan pada musim semi, mereka akan kehabisan senjata militer," tutur Budanov.
Dilansir Ukrinform, ia memprediksi bahwa Ukraina dan Rusia akan terlibat pertempuran penting pada musim semi nanti. Budanov menyebut bahwa pertempuran tersebut akan menjadi pertempuran final penentu akhir jalannya peperangan.
Budanov juga mengungkapkan bahwa perang ini tidak akan berakhir sampai Krimea dibebaskan dari cengkeraman Rusia.
2. Rusia intensifikasi serangan di Donetsk
Institute for the Study of War (ISW) mengungkapkan bahwa Rusia telah mengintensifikasi serangan sejak akhir Januari. Mereka melancarkan serangan ke Ukraina, terutama di garis depan Donetsk Oblast yang termasuk wilayah Bakhmut, Vuhledar, dan Lyman.
Namun, hanya di Bakhmut, Rusia mampu melancarkan serangan berarti ke jantung pertahanan Ukraina. Mayoritas serangan di Bakhmut dilangsungkan oleh militer swasta Rusia, Wagner Group, tapi dengan jumlah korban yang tidak sedikit.
"Pasukan Rusia sepertinya telah mengamankan posisi yang menguntungkan untuk melawan di sebagian wilayah Bakhmut. Namun, mereka belum memaksa pasukan Ukraina untuk mundur dan kemungkinan masih belum dapat mengepung kota itu," ungkap ISW, dikutip The Kyiv Independent.
"Meski serangan Rusia di Bakhmut nampak lamban, mereka tetap mampu mendorong area komunikasi kritis di timur laut untuk mengancam penarikan pasukan Ukraina dalam pergerakan melingkar," tambahnya.
3. Oligarki Rusia sebut negaranya akan kehabisan uang di tengah sanksi dan perang
Pekan lalu, oligarki Rusia Oleg Deripaska mengatakan bahwa negaranya akan kehabisan uang pada tahun depan. Ia menekankan pernyataannya jika Rusia tidak mendapatkan investasi dari negara sahabat di tengah sanksi Barat.
"Tidak ada lagi uang pada tahun depan. Kami butuh investasi asing. Pendanaan sangat sedikit. Oleh karena itu, mereka (pemerintah Rusia) mulai mencari uang lewat kami. Rusia telah mengalami tekanan hebat dari sanksi Barat, sehingga negara beserta bisnisnya harus melirik ke negara-negara lain dengan sumber daya yang besar untuk investasi di Rusia," kata Deripaska, dikutip The Guardian.