Anggota tentara Rusia menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Jumat (21/1/2022). Foto diambil tanggal 21 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.
Selain kekurangan drone, Rusia telah kehilangan sekitar setengah dari tank tempurnya sejak invasi ke Ukraina setahun lalu, menurut laporan dari International Institute for Strategic Studies (IISS).
Tetapi, IISS juga mencatat pada Rabu bahwa Moskow telah mempertahankan sebagian besar angkatan udaranya tetap utuh, dan mungkin mengerahkannya lebih aktif dalam fase perang berikutnya.
Dalam laporan militer tahunannya, alat referensi utama bagi para ahli pertahanan, IISS mengatakan tingkat kerugian untuk beberapa kelas tank paling modern Rusia mencapai 50 persen, memaksanya untuk bergantung pada model Uni Soviet yang lebih tua.
Ben Barry dari IISS, seorang ahli perang darat, mengatakan kerugian peralatan itu cukup serius bagi militer Rusia.
Dia juga mencatat, badan intelijen Norwegia dan Estonia baru-baru ini merilis laporan yang mengatakan bahwa ancaman langsung terhadap negara mereka berkurang signifikan, karena perang Ukraina menyedot pasukan Rusia dan menyebabkan kerusakan yang cukup besar.
“Tapi kita harus ingat banyak dari angkatan udara Rusia, dan di luar Laut Hitam banyak angkatan laut Rusia, masih ada. Ketika badan-badan intelijen mengatakan Rusia masih merupakan bahaya yang jelas dan nyata bagi Eropa Barat, saya pikir mereka benar,” kata Barry.