Ukraina Tidak Percaya Transnistria Ingin Gabung Rusia

Jakarta, IDN Times - Kepala Intelijen Militer Ukraina Kyrylo Budanov, pada Minggu (25/2/2024), mengatakan bahwa Transnistria tidak akan bergabung dengan Rusia pada akhir Februari. Ia menyebut rumor itu disebarkan untuk menciptakan kekhawatiran di Ukraina dan Moldova.
Pekan lalu, ISW (Institute for the Study of War) mengumumkan dugaan bahwa Transnistria akan meminta Rusia menganeksasi wilayahnya. Moskow disebut akan menggunakan klaim melindungi warganya untuk mencaplok wilayah pecahan Moldova tersebut.
1. Zelenskyy tidak percaya Transnistria akan bergabung dengan Rusia
Sejalan dengan Budanov, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengaku tidak percaya kabar yang menyebut Transnistria akan bergabung dengan Rusia dalam sidang parlemen pada 28 Februari mendatang.
"Saya tidak yakin bahwa Transnistria atau siapapun yang akan hadir dalam rapat parlemen akan mengambil langkah tersebut pekan depan. Saya tidak yakin atas dasar informasi yang saya miliki," ungkapnya, dilansir Ukrainska Pravda.
Ia pun menekankan bahwa Ukraina masih belum menerima permintaan apapun dari Moldova terkait dengan bantuan militer ataupun soal Transnistria.
"Pertama, kita sedang berperang. Kedua, Rusia adalah negara yang kita perangi. Ketiga, Moldova masih belum mendekati dan mengajukan permintaan apapun terkait dengan isu ini," sambungnya.
2. Militer Rusia di Transnistria tidak mengancam Ukraina
Pada saat yang sama, ISW percaya bahwa militer Rusia di Transnistria bukanlah ancaman bagi Ukraina. Pihaknya menyebut pasukan Rusia di Transnistria jumlahnya sangat terbatas untuk melancarkan operasi militer skala besar ke Ukraina.
Namun, ISW memperingatkan bahwa Transnistria mungkin akan meminta referendum untuk bergabung dengan Rusia. Dengan itu, Tiraspol dapat membantu Moskow melancarkan serangan hybrid untuk merusak stabilitas politik dan sosial di Moldova.
Ancaman ini diungkapkan menjelang kedatangan anggota parlemen Transnistria Gennady Chorba dalam rapat Parlemen Rusia. Ia pun memanggil seluruh perwakilan di Transnistria dan kemungkinan akan meminta aksesi untuk bergabung dengan Rusia.
3. Budanov sebut tujuan Rusia sama seperti tahun lalu
Budanov mengatakan bahwa Rusia memiliki tujuan yang sama seperti tahun lalu, untuk menghancurkan status kenegaraan Ukraina. Moskow juga berniat mempertahankan apa yang sudah berhasil direbut dari Ukraina.
"Rusia masih memiliki tujuan yang sama seperti tahun lalu untuk menghilangkan negara Ukraina dan mencapai seluruh perbatasan administratif Luhanks dan Donetsk Oblast, serta mempertahankan apa yang sudah mereka dapatkan," ungkapnya, dikutip The Kyiv Independent.
"Namun, mereka gagal mendapatkannya secara militer. Pada 2022-2023, mereka gagal menyelesaikan misinya. Pada 2024, mereka tidak akan berhasil mencapai kesuksesannya seperti tahun sebelumnya," tambahnya.
Dalam acara 'Ukraine.Year 2024', Budanov mengakui bahwa Rusia telah beradaptasi dengan sistem terbaru Ukraina dan sukses mengubah taktiknya. Ia mengklaim taktik Rusia hanya dapat dicegah dengan senjata jarak jauh dari Barat.