Kasus ini bermula setelah diduga korban, Khadija, pada Selasa (17/9/2024) membuat unggahan di akun Facebook-nya yang menuduh al-Tijani melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Dia mengklaim bahwa ulama sufi tersebut mengirimkan foto yang tidak pantas kepadanya melalui obrolan pribadi. Ia menyebut hal itu sangat mengganggunya, terutama karena keluarganya menganggap sang sheikh dekat dengan mereka.
"Sheikh itu menghancurkan hidup saya, dan saya masih dalam proses pemulihan dari trauma yang dia timbulkan pada saya," katanya dalam unggahan tersebut.
Ia menambahkan bahwa keluarganya tetap mendukung sang sheikh, meskipun ia telah berulang kali memberitahu mereka tentang tindakannya.
Sementara itu, al-Tijani membantah semua tuduhan terhadapnya. Ia mengajukan tuntutan pencemaran nama baik terhadap perempuan tersebut dan ayahnya, dengan alasan bahwa mereka telah merusak reputasinya
Ibu terduga korban juga secara terbuka membantah klaim putrinya tentang tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa putrinya kemungkinan menderita gangguan mental yang disebabkan oleh perundungan di sekolah.
Baik al-Tijani maupun perempuan tersebut sedang dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Kantor Kejaksaan Umum.