Jakarta, IDN Times - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO mengaku sudah mengingatkan Pemerintah Indonesia terkait pembangunan Wisata Jurassic di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepada stasiun berita Al Jazeera, perwakilan UNESCO di Paris mengatakan sudah meminta informasi kepada Pemerintah Indonesia terkait rencana proyek tersebut.
"Bahkan, kami sudah mengingatkan mereka pentingnya penilaian dampak (dari pembangunan proyek itu) sebelum rencana tersebut diwujudkan," tulis keterangan resmi UNESCO pada Oktober lalu.
Pernyataan ini sekaligus menepis klaim pemerintah bahwa UNESCO sudah memberikan restu atas pengerjaan proyek yang berjalan. Terlebih, peringatan tersebut muncul saat pengerjaan proyek menyulap Taman Nasional Komodo menjadi kawasan wisata super premium sudah dimulai.
Seorang pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiranto mengatakan, Pemerintah Indonesia sudah mengirimkan surat kepada UNESCO. Bahkan di dalam surat itu turut dilampirkan data mengenai observasi lingkungan.
"Kami juga sudah mempertimbangkan area yang sensitif. Di dalam surat itu juga, kami katakan bahwa kami akan membangun (Taman Nasional Komodo)," ujar dia dikutip stasiun berita Al Jazeera pada Senin, 16 November 2020.
Namun, hingga kini UNESCO di Paris belum memberikan respons terhadap surat tersebut.
"Tapi, kami sudah menyampaikannya kepada mereka," tutur dia lagi.
Sementara, bagi aktivis dan peneliti di Sunsprit for Justice and Peace, Labuan Bajo, Gregious Afioma, laporan dari media asing itu menandakan ada informasi yang tidak sinkron mengenai klaim restu UNESCO. Sebelumnya, Gregorius juga sempat melayangkan surat ke UNESCO. Apa isi surat yang dilayangkan oleh masyarakat sipil di Labuan Bajo?