Uni Emirat Arab Deklarasikan 2019 Tahun Toleransi, Begini Faktanya

Abu Dhabi, IDN Times - Kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu waktu setempat (3/2) dianggap bersejarah. Bukan hanya ia menjadi pemimpin Katolik Roma pertama yang mengunjungi Semenanjung Arab, tapi juga karena UEA mendeklarasikan 2019 sebagai Tahun Toleransi.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan klaim Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan bahwa UEA punya status bahkan mendekati toleran. Salah satunya adalah Amnesty International yang mempertanyakan kebijakan UEA dalam perlindungan HAM.
1. UAE ingin jadi "ibu kota toleransi global"
Menurut situs resmi pemerintah UEA, Sheikh Khalifa bin Zayed mendeklarasikan 2019 sebagai Tahun Toleransi pada Desember 2018 lalu. Tujuannya adalah menjadikan UEA "sebagai ibu kota global dari toleransi dan pendekatan-pendekatannya".
Selanjutnya, negara Teluk tersebut berharap "menjadi jembatan komunikasi antar orang-orang dari budaya berbeda dalam sebuah lingkungan yang saling menghargai yang menolak ekstremisme dan menekankan pada penerimaan satu sama lain".