Selain rokok tembakau, revisi rekomendasi dari Komisi Eropa juga menargetkan rokok elektrik atau vape, yang banyak diklaim dapat mengatasi kecanduan rokok. Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa vape dapat mengatasi kecanduan rokok.
Sebaliknya, terdapat riset yang menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan remaja menjadi kecanduan rokok dan menyebabkan masalah kesehatan.
Selain itu, WHO juga menduga bahwa perusahaan rokok elektrik telah bermain dengan mencoba memengaruhi riset ilmiah untuk menggambarkan produknya tidak berbahaya dan banyak menargetkan anak-anak.
Vape memang telah menjadi masalah serius di berbagai negara, terutama di Eropa, akibat peningkatan pengguna yang didominasi oleh remaja.
Dilansir DW, hasil survei menunjukkan bahwa 32 persen remaja berumur 15 tahun di Eropa pernah menggunakan vape, dengan 20 persen di antaranya menggunakannya dalam satu bulan terakhir. Namun, sebagian besar remaja tidak menggunakan vape untuk mengatasi kecanduan rokok, menurut WHO.