Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak-anak hidup dalam kemiskinan (unsplash.com/Dulana Kodithuwakku)

Jakarta, IDN Times - Laporan UNICEF dan Bank Dunia menyebut bahwa 333 juta anak di seluruh dunia diperkirakan hidup dalam kemiskinan ekstrem. Dengan kata lain, sekitar 1 dari 6 anak masih hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dolar AS (sekitar Rp33 ribu) per hari.

Laporan yang dirilis pada Rabu (13/9/2023) itu juga mengungkapkan bahwa dampak ekonomi dari pandemik COVID-19 telah menyebabkan hilangnya kemajuan selama tiga tahun, atau berkurangnya 30 juta anak miskin dibandingkan perkiraan jika tidak adanya gangguan tersebut.

“Krisis yang semakin parah, akibat dampak COVID-19, konflik, perubahan iklim, dan guncangan ekonomi, telah menghambat kemajuan, dan menyebabkan jutaan anak berada dalam kemiskinan ekstrem,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, dikutip CNA.

1. PBB ingin berantas kemiskinan ekstrem untuk anak pada 2030

Adapun temuan dalam laporan itu telah menghambat pencapaian tujuan ambisius PBB untuk memberantas kemiskinan ekstrim untuk anak pada 2030.

“Dunia di mana 333 juta anak-anak hidup dalam kemiskinan ekstrem – tidak hanya kekurangan kebutuhan dasar tetapi juga martabat, kesempatan atau harapan – tidak dapat ditoleransi,” kata Direktur Global Kemiskinan dan Kesetaraan Bank Dunia, Luis-Felipe Lopez-Calva.

“Saat ini semakin penting bagi semua anak untuk memiliki jalan keluar yang jelas dari kemiskinan – melalui akses yang adil terhadap pendidikan berkualitas, gizi, kesehatan, dan perlindungan sosial, serta keselamatan dan keamanan," tambahnya.

2. Jumlah kemiskinan ekstrem tertinggi terdapat di kawasan Afrika Sub-Sahara

Editorial Team

Tonton lebih seru di