Jakarta, IDN Times - Di tengah aksi unjuk rasa menuntut keadilan bagi George Floyd yang masih terus berlangsung, ada kekhawatiran lainnya di benak pejabat pemerintahan di Amerika Serikat. Mereka khawatir kasus baru COVID-19 banyak muncul seiring aksi unjuk rasa yang tidak menjaga jarak.
Floyd meninggal pada (25/5) lalu. Beberapa hari setelah kematiannya, muncul gelombang aksi unjuk rasa. Ada yang dilakukan secara damai, namun tak sedikit yang berujung ricuh dan menyebabkan terjadinya penjarahan serta vandalisme. Pada pekan itu pula, warga Negeri Paman Sam mengetahui sudah lebih dari 100 ribu orang di sana yang meninggal akibat terinfeksi virus Sars-CoV-2.
Sementara, berdasarkan data dari situs World O Meter pada hari ini, kasus aktif COVID-19 di sana mencapai 1,1 juta.
"Akan ada banyak permasalahan baru yang muncul dari apa yang terjadi pada pekan lalu. Salah satunya, rantai penularan (virus corona) akan semakin bertambah dari aksi yang menimbulkan kerumunan itu," ungkap mantan Komisioner BPOM AS, Scott Gottlieb ketika diwawancarai oleh stasiun berita CBS pada (2/6).
Sudah terbukti kah prediksi Gottlieb itu?