Jakarta, IDN Times - Meski kerap disebut dampak yang ditimbulkan oleh varian COVID-19 Omicron cenderung gejala ringan, tetapi virus Sars-CoV-2 itu tetap dapat menyebabkan kematian. India dalam 24 jam terakhir bahkan melaporkan adanya dua kasus kematian akibat varian Omicron.
Stasiun berita BBC, Kamis 6 Januari 2022, melaporkan kasus kematian pertama akibat Omicron terjadi di negara bagian Rajashtan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan India, pasien merupakan seorang laki-laki dan telah berusia 74 tahun.
Kemenkes India menyebut, pria itu sudah memiliki penyakit komorbid yakni diabetes. Selain itu, ia sudah divaksinasi dua dosis.
Sedangkan kasus Omicron kedua terjadi di distrik Balangir. Pasien merupakan seorang perempuan berusia 55 tahun. Ia meninggal di Veer Surendra Sai Institute Of Medical Sciences And Research (VIMSAR) di Distrik Sambalpur.
Namun, ia wafat pada 27 Desember 2021. Artinya, kemungkinan besar Omicron sudah masuk ke India sejak akhir tahun 2021 lalu.
Perempuan berusia 55 tahun itu dilarikan ke rumah sakit di Balangir pada 20 Desember 2021 lalu karena menderita stroke. Tetapi, setelah dua hari dirawat, kondisinya semakin memburuk.
Ini menjadi pertanda bahwa meski kerap disebut dampaknya tidak terlalu merusak seperti Delta, tetapi Omicron bisa juga menyebabkan kematian. Apalagi perempuan itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri sebelum akhirnya ia meninggal. Saat ini di India sudah ada 2.630 kasus Omicron.
Lonjakan kasus COVID-19 di India pun kembali terjadi. Pada hari Kamis, 6 Januari 2022, India melaporkan lebih dari 90 ribu kasus harian. Lonjakan ini dipicu masuknya varian Omicron.
Sementara, mengutip data dari World O Meter pada Jumat (7/1/2022), dalam 24 jam terakhir ada 2,3 juta kasus harian COVID-19 di dunia. Sedangkan, angka kematian harian akibat COVID-19 di seluruh dunia mencapai 6.263.
Lalu, bagaimana dengan kasus harian COVID-19 di negara lainnya?