Jakarta, IDN Times - Di saat sejumlah negara mulai mencabut pembatasan sosial bagi masyarakatnya di tengah pandemik, kenyataannya virus Sars-CoV-2 itu tetap ada. Bahkan, varian terbaru yakni BA.5 lebih cepat menyebar meski tidak berbahaya seperti Delta.
Bahkan, lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara Eropa mulai terlihat. Dikutip dari laman World O Meter pada Sabtu (2/7/2022), kasus harian tertinggi di dunia ditemukan di Prancis. Otoritas kesehatan di sana menyebut kasus harian COVID-19 menembus angka 125.066.
Sementara, angka kematian harian bertambah 52 jiwa. Maka, akumulasi jumlah pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 di Prancis mencapai 149.585. Di sisi lain, jumlah warga yang tertular COVID-19 di Prancis mencapai 31,2 juta.
Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) di kawasan Eropa, Hans Kluge, terjadinya lonjakan penularan virus Sars-CoV-2 sudah bisa diprediksi bakal kembali terjadi saat musim panas.
"Virus itu tidak akan pergi begitu saja lantaran beberapa negara berhenti untuk mencarinya. Virus itu tetap menyebar, bisa terus berubah dan menyebabkan seseorang meninggal," ungkap Kluge seperti dikutip dari kantor berita AFP.
Lalu, apa rekomendasi dari WHO agar COVID-19 di Prancis tidak menyebabkan lebih banyak jatuhnya korban?