Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Badai Iota menghantam Nikaragua dan menjadi badai kedua dalam dua minggu terakhir. (twitter.com/Anais Catalina)

Managua, IDN Times – Perkiraan badai baru yang bernama Iota akan kembali menerpa Managua, Nikaragua, akhirnya benar-benar terjadi. Badai yang ke 30 di tahun 2020 tersebut menghantam Nikaragua dengan kerasnya pada Selasa, 17 November 2020. Badai Iota memiliki kekuatan yang sama besarnya dengan badai Eta, yakni badai berkategori 4.

Pusat Badai AS atau National Hurricane Center (NHC) sebelumnya telah memperingatkan bahwa Iota telah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat pada Senin malam yakni menjadi badai kategori 5. Akan tetapi ketika mendekati daratan, kekuatan badai tersebut susut dan menjadi badai dengan kategori 4.

Meskipun turun kategori, namun ancaman kerusakan yang ditimbulkan oleh Iota memiliki level yang sama menyakitkannya dengan badai Eta yang sebelumnya telah menghantam wilayah tersebut. Iota menghantam Puerto Cabezas, di sebelah selatan Nikaragua dengan kekuatan 249 kilometer per jam.

1. Kehancuran ganda

Badai Iota akan menimbulkan bencana ganda di Amerika Tengah (twitter.com/Vicky)

13 hari yang lalu, badai Eta memulai debutnya dengan mengerpa Nikaragua. Dari Nikaragua, Eta terus berlari untuk memporak-porandakan wilayah Amerika Tengah, yakni Honduras, Panama, Guatemala, El Salvador, juga bagian selatan Meksiko.

Badai baru yang dinamai Iota tersebut saat ini menjadi bencana yang membuat nasib orang-orang di Nikaragua yang terdampak, semakin memprihatinkan. Mengutip dari laman berita Associated Press, “Ini adalah kehancuran ganda” kata Adan Artola Schultz yang melihat angin kencang menghamburkan atap rumah berlantai dua (17/11).

Kedatangan Iota di Nikaragua hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari wilayah yang diserang oleh Eta. Sebelumnya Eta telah menyebabkan setidaknya 130 orang meninggal karena banjir bandang dan tanah longsor karena volume air hujan yang meningkat akibat dipicu oleh badai.

2. Ancaman terjadinya bencana kelaparan

Editorial Team

Tonton lebih seru di