Saat ini beberapa konflik masih berlangsung di lapangan. Perselisihan politik dan teritorial juga belum terselesaikan. Namun, Tigray People's Liberation Front (TPLF) yang menguasai Tigray siap melucuti pasukannya dalam 30 hari.
Perang Ethiopia-Tigray diduga kuat melibatkan pasukan negara tetangga Eritrea. Namun pihak dari negara tersebut tidak ikut terlibat dalam kesepakatan.
Melansir US News, para analis menjelaskan peran Eritrea yang tidak berpartisipasi dalam pembicaraan tetap dianggap mengkhawatirkan. Eritrea sebelumnya ikut bergabung dengan Ethiopia menyerang Tigray. TPLF adalah musuh bebuyutan Eritrea.
Menteri Luar Negeri Eritrea, Osman Saleh, menolak mengomentari kesepakatan perjanjian gencatan senjata Ethiopia-Tigray.
Redwan Hussein, negosiator utama Ethioipia, tidak menyebut secara langsung Eritrea, tapi mengaku terlalu sibuk berperang sehingga perbatasan negaranya dilanggar pihak ketiga.
Hussein juga mengatakan Ethiopia mengalami kerusakan besar dan membutuhkan hampir 20 miliar dolar atau sekitar Rp313 triliun untuk membangun kembali infrastruktur. Saluran telekomunikasi dan listrik ke Tigray akan jadi prioritas yang segera diperbaiki.