Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pekerja migran memadati terminal bus untuk kembali ke kampung halaman mereka saat diberlakukan lockdown nasional, di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India, pada 28 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis
Pekerja migran memadati terminal bus untuk kembali ke kampung halaman mereka saat diberlakukan lockdown nasional, di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India, pada 28 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis

New Delhi, IDN Times - Setelah timbul kekacauan, pemerintah India mengumumkan tak berencana memperpanjang masa lockdown nasional. Informasi ini disampaikan pada Senin (30/3), ketika pemerintah sedang berjuang mengamankan suplai kebutuhan dasar penduduk dan mencegah para pekerja migran pulang kampung.

Sekretaris Kabinet India Rajiv Gauba mengatakan kepada kantor berita ANI bahwa karantina nasional tetap akan berjalan sampai tiga minggu terhitung sejak Selasa lalu (24/3). Sebelumnya muncul rumor bahwa Perdana Menteri Narendra Modi akan menambah durasi lockdown seiring dengan bertambahnya kasus COVID-19 di India.

1. Instruksi pemerintah tidak dihiraukan pekerja migran yang kehilangan pekerjaan

Para pekerja migran mengantre untuk menerima makanan gratis di luar stasiun kereta Howrah setelah India memerintahkan lockdown nasional di Kolkata, India, pada 25 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri

Saat ini adalah lebih dari 1.000 kasus COVID-19 di India. Sedangkan sebanyak 27 orang meninggal dunia. Pemerintah menginstruksikan kepada 1,3 miliar penduduk India untuk tetap beraktivitas di luar ruangan sampai 15 April guna mengurangi penyebaran virus corona baru. Namun, ratusan ribu pekerja migran dari daerah-daerah kecil terpaksa tak bisa menuruti.

Sejak lockdown diumumkan, pemerintah hanya memberi batas waktu selama empat jam. Mereka yang sudah tidak memiliki pekerjaan di kota besar seperti New Delhi memilih pulang kampung. Jalan-jalan raya dipadati oleh kerumunan manusia yang kebingungan. Atap-atap bus disesaki oleh mereka yang mengaku lebih khawatir tidak bisa makan daripada terinfeksi virus.

2. Banyak sekali warga yang berjalan kaki karena tak bisa menumpang alat transportasi publik

Pekerja migran memadati terminal bus untuk kembali ke kampung halaman mereka saat diberlakukan lockdown nasional, di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India, pada 28 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis

Ketiadaan sarana transportasi untuk mengangkut mereka pulang tak dianggap sebagai hambatan. Ratusan, bahkan ribuan, tampak nekat berjalan kaki agar bisa segera ke luar dari New Delhi. Banyak yang tidak makan selama hampir dua hari, salah satunya Deepak Kumar, seorang sopir truk berusia 28 tahun, yang berjalan kaki bersama 12 orang lainnya.

"[Kebijakan lockdown] ini mungkin sebuah keputusan yang bagus bagi orang-orang kaya, tapi tidak bagi kami yang tak punya uang," ujarnya kepada The New York Times. Ia pun mengaku dalam kelompok tersebut hanya tersisa uang kurang dari Rp50 ribu. Padahal mereka berniat pulang ke kampung halaman di Uttar Pradesh yang berjarak lebih dari 500 kilometer.

3. Negara tetangga pilih memperpanjang lockdown

Warga menaiki bus yang padat penumpang untuk kembali ke kota dan desa mereka sebelum dimulainya lockdown, di Kalkuta, India, pada 23 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri

Berbeda dengan India, Nepal justru mengumumkan perpanjangan masa lockdown nasional hingga 7 April. Artinya, lockdown di negara itu ditambah selama satu minggu. "Jika lockdown tak diperpanjang maka pergerakan manusia menambah risiko lebih banyak kasus virus [corona]," kata pembantu Perdana Menteri K.P. Sharma O, Surya Thapa, seperti dikutip Reuters.

Nepal sendiri baru melaporkan lima kasus COVID-19 dan tidak ada kematian sama sekali. The Nepali Times mengutip hasil rapat kabinet yang menyatakan adanya izin masuk bagi ratusan warga Nepal yang saat ini tertahan di perbatasan dengan India, asal mereka mengisolasi diri selama 14 hari. Muncul laporan ada 300 pekerja Nepal di India dalam kondisi tak punya uang dan tak tahu cara pulang. Mereka diminta bertahan di sana.

Editorial Team