Meski begitu, Mirziyoyev juga kerap mendapatkan kritikan lantaran sikapnya yang berusaha untuk menyingkirkan aktivis dan sejumlah oposisi menjelang penyelenggaraan pemilihan presiden. Hal ini setelah ia memutuskan untuk maju kembali sebagai calon presiden di Uzbekistan.
Selain melarang keikutsertaan beberapa partai oposisi, Mirziyoyev juga melarang seorang calon kandidat presiden bernama Jahongir Otajonov untuk meninggalkan Uzbekistan menuju ke Turki.
"Saya dihadang saat hendak masuk ke pesawat menuju ke Turki pada minggu lalu terkait tuduhan bahwa saya tidak membayarkan bantuan kepada anak-anak. Sejak saat itu, polisi memanggil untuk menanyakan semua orang yang bertemu dengan saya, terkait apa yang saya lakukan dan rencanaya saya ke depan" ujar Otajonov.
Di samping itu, aktivis politik bernama Mahmud Davronov juga mengungkapkan bila ia tidak dapat meninggalkan negaranya terkait alasan ia memiliki hutang. Padahal Davronov tidak memiliki rumah dan tinggal di sebuah apartemen dengan nama istrinya.
Uzbekistan diketahui tidak pernah menyelenggarakan pemilu yang dinilai adil dan demokratis oleh pengamat dari Barat. Bahkan banyak warga Uzbekistan percaya jika pilpres ke depan ini tidak akan berbeda jauh dari sebelumnya dan akan dimenangkan oleh kandidat pemerintahan, dikutip dari RFE/RL.