Ilustrasi vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)
Di sisi lain, EMA pada Jumat lalu merekomandesikan trombositopenia imun atau trombosit darah rendah, pusing dan tinitus (telinga berdengung) untuk dimasukkan sebagai efek samping vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson (J&J).
Kesimpulan tersebut diambil EMA bukan tanpa dasar. Sebanyak 1.183 kasus pusing dan lebih dari 100 kasus tinitus telah dianalisis oleh EMA untuk mencapai kesimpulan tersebut.
Sebelumnya, pada bulan lalu, EMA memasukkan gangguan degenerasi saraf langka, Guillain-Barr Syndrome (GBS) sebagai kemungkinan efek samping dari suntikan J&J.
Namun, EMA tetap menekankan bahwa vaksin COVID-19 J&J lebih banyak membawa manfaat ketimbang risiko atau efek sampingnya. Sampai saat ini, J&J masih belum memberikan tanggapan terkait kesimpulan EMA tersebut.