Para imigran yang sudah tiba di Pelabuhan Guanta, Venezuela. (twitter.com/corpoanz_)
Sejak Agustus 2018 lalu, Nicolas Maduro sudah meluncurkan program Vuelta a la patria yang dimaksudkan untuk memberikan fasilitas repatrasi sukarela bagi warga Venezuela yang ingin kembali ke negaranya. Pemulangan ini dilakukan dengan menggunakan jalur darat maupun udara dari beberapa negara tetangga.
Dilansir dari Macau Business, Pemerintah Trinidad dan Tobago sebelumnya juga terpaksa mendeportasi ratusan imigran Venezuela. Pada November 2020 lalu, pemerintah setempat sudah mendeportasi 160 imigran Venezuela lantaran dituding masuk secara ilegal,.
Bahkan antara tahun 2018-2020, diketahui lebih dari 1.000 imigran Venezuela tewas dalam kecelakaan kapal ketika mencoba untuk pergi ke Trinidad dan Tobago. Perjalanan ke negara Karibia tersebut dikenal berbahaya lantaran membutuhkan waktu tiga jam dengan menggunakan kapal boat yang rapuh.
Selama krisis ekonomi yang melanda negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia tersebut diketahui lebih dari 5 juta warga mengungsi ke negara lain. Sekitar 250 ribu imigran Venezuela memilih pergi ke Trinidad dan Tobago sebagai tujuan utama, dilaporkan dari laman BioBioChile.