Presiden Suriah, Bashar al-Assaddan dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (http://en.kremlin.ru/)
Pengiriman spesialis bom barel ini merupakan bentuk balas budi terhadap Vladimir Putin yang membantu Assad untuk mempertahankan rezimnya. Selain para ahli bom, Suriah juga dikabarkan telah mengirim sekitar 800-1.000 tentara ke Rusia.
Putin menjanjikan para tentara ini bayaran sebesar 1.500 - 4.000 dolar AS atau sekitar Rp22 juta hingga Rp56 juta. Jumlah ini 20 kali lipat lebih besar dari apa yang mereka dapatkan di Suriah yang sedang mengalami keruntuhan ekonomi.
Pemerintah Suriah telah mendirikan empat pusat perekrutan utama untuk penempatan di Rusia, yaitu di Damaskus, Latakia, Hama dan Homs. Perekrutan dikerahkan di bawah kontrak dengan Wagner Group, organisasi militer swasta Rusia yang telah memainkan peran utama dalam mempekerjakan tentara bayaran untuk mendukung operasi militer Rusia di luar negeri.
Seorang kerabat dari letnan tentara Suriah yang mendaftar untuk berperang di Ukraina menyangkal bahwa pamannya adalah seorang tentara bayaran.
“Mereka pergi ke sana sebagai unit tentara reguler. Dia bepergian dengan satu peleton penuh. Hanya empat dari mereka yang tidak mau pergi. Putin melakukan banyak hal untuk kami, dan kami dapat membantunya sekarang," kata sumber tersebut.