Saudi Gazzete melaporkan, mayoritas keluarga Suku Inuit sebenarnya menolak tapi mereka terpaksa menyerahkan anak-anak mereka kepada Pemerintah Denmark. Sebanyak 22 anak tersebut berlayar dengan menumpangi kapal MS Disko dari Nuuk menuju ke Kopenhagen.
Salah seorang korban bernama Helene Thiesen yang kini berusia 70an, mengungkapkan jika ibunya merupakan orangtua tunggal dengan tiga orang anak, setelah ayahnya meninggal dunia. Ibunya selalu mengatakan bila Denmark seperti halnya surga, sehingga saya tidak boleh bersedih.
Helena mengungkapkan ia baru menyadari apabila dirinya dibawa dari keluarganya di tahun 1996, ketika ia berusia 52 tahun. Hingga kini, ia tidak pernah membangun kembali hubungan dengan ibunya.
Ia juga sempat berbicara dengan sesama anak yang dibawa ke Denmark dan mereka merasa sudah kehilangan jati diri, rasa kepemilikan dan selalu merasa kurang percaya kepada dirinya sendiri.
Dilaporkan dari The Guardian, pada Desember lalu, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen sudah mengucapkan permohonan maaf secara formal atas kejadian ini. "Kami tidak dapat mengubah sesuatu yang sudah terjadi, tapi kami dapat mempertanggungjawabkan dan meminta maaf kepada pihak yang seharusnya kami rawat tapi justru berakhir dengan kegagalan."
Greenland selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah otonom Denmark, di samping Kepulauan Faroe. Namun, sebelum tahun 1953, pulau terbesar di dunia itu merupakan teritori koloni Denmark di Benua Amerika.