Warga Guatemala Protes karena Kejaksaan Intervensi Pemilu

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Guatemala menggelar demonstrasi akbar di berbagai kota pada Senin (24/7/2023). Mereka menentang intervensi Kejaksaan Agung dalam pelaksanaan pemilihan presiden putaran kedua yang akan diselenggarakan bulan depan.
Setelah berakhirnya pilpres, Guatemala dirundung masalah dugaan kecurangan. Beberapa politikus partai sayap kanan menolak pengumuman hasil pilpres. Masalah pun terus berlanjut dan terdapat dugaan untuk mengganggu kelanjutan pencalonan Bernardo Arevalo.
1. Warga menolak autoriarianisme di Guatemala
Demonstrasi yang berlangsung di Guatemala City diorganisir oleh sejumlah organisasi sosial, yang menyerukan pemilu bebas dan menghentikan intervensi dari politikus dan jaksa terhadap hasil pilpres.
Mereka diketahui membawa spanduk bertuliskan "kami ingin kebebasan", "saya menolak hidup di negara diktator". Demonstran mengadakan long-march di sepanjang jalan utama di pusat kota Guatemala City, dilaporkan Deutsche Welle.
Sejumlah pemilik toko di ibu kota juga ikut dalam demonstrasi atas ajakan dari mahasiswa dan organisasi sosial. Namun, pekerja di perusahaan besar dan transportasi publik tidak serta dalam aksi kali ini.
Selain di Guatemala City, demonstrasi yang bertujuan melindungi demokrasi Guatemala itu yang diadakan di beberapa kota, termasuk Quetzaltenango, Quiche, dan Titinicapan.