Warga Jepang Ajukan Gugatan untuk Setop Pembuangan Limbah Fukushima

Jakarta, IDN Times - Sekitar 150 penduduk dari Fukusuhima dan lima prefektur lainnya di sepanjang pantai timur laut Jepang mengajukan tuntutan ke pengadilan pada Jumat (8/9/2023). Gugatan itu untuk menghentikan pembuangan limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut.
Dalam gugatan yang diajukan ke Pengadilan Distrik Fukushima terhadap pemerintah pusat dan operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), penggugat mengatakan pembuangan limbah, yang dimulai pada 24 Agustus, mengancam hak warga untuk hidup aman dan menghambat usaha nelayan setempat.
Selain itu, mereka juga menuntut pencabutan izin keamanan yang diberikan oleh otoritas regulator nuklir terhadap fasilitas yang dipasang untuk pembuangan limbah dan menghentikan pelepasan lebih lanjut. Adapun gugatan tambahan pada akhir Oktober sedang direncanakan, dilansir Kyodo News.
1. Pemerintah yakinkan bahwa pembuangan limbah dilakukan dengan aman
Tiga reaktor di PLTN Fukushima Daiichi meleleh setelah gempa berkekuatan 9,0 skala Richter dan tsunami pada 2011 menghancurkan sistem pendinginnya. Sejak saat itu, PLTN tersebut terus memproduksi air dengan radioaktif tinggi yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan di sekitar 1.000 tangki di lokasi pembangkit listrik. Namun pemerintah dan TEPCO kemudian mengatakan tangki-tangki itu perlu dikosongkan agar pembangkit listrik tersebut dapat dinonaktifkan.
Mereka menjelaskan proses pembuangan itu akan dilakukan dengan aman karena limbah tersebut telah diencerkan sebelum dibuang ke laut. Mereka mengklaim telah mengurangi kadar tritium hingga kurang dari seper-40 konsentrasi, yang diizinkan berdasarkan standar keselamatan nasional.
Tritium adalah isotop radioaktif hidrogen, yang diketahui kurang berbahaya dibandingkan bahan radioaktif lainnya, seperti cesium dan strontium. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, dalam laporannya yang dirilis pada Juli, rencana pembuangan limbah itu sudah sesuai dengann standar keamanan global dan akan memiliki dampak yang dapat diabaikan terhadap manusia dan lingkungan.