Jakarta, IDN Times - Riuh aksi protes terhadap invasi militer Rusia terhadap Ukraina tidak hanya terjadi di dunia nyata. Dunia maya di dalam negeri pun ramai.
Warganet kini mempertanyakan mengapa Indonesia tidak masuk ke dalam daftar negara yang setuju terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi kecaman terhadap serangan militer Rusia ke Ukraina.
Di dalam daftar yang beredar luas di media sosial, hanya ada dua negara di kawasan Asia Tenggara yang mengecam aksi agresi militer itu yakni Singapura dan Timor Leste. Warganet pun menyampaikan kekesalannya.
"Shame on you (sangat memalukan) @Kemlu_RI," ungkap pengguna akun Twitter yang dicuit pada Sabtu, 26 Februari 2022.
"Saya mohon diplomat @Kemlu_RI untuk membaca pembukaan UUD1945. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata pengguna akun Twiter lainnya pada Minggu, (27/2/2022).
"Kalau untuk urusan berpihak, Indonesia itu gak akan pernah jelas. Dari dulu cuma bebas aktif," kata warganet lainnya.
Tetapi, tidak sedikit warganet yang mendukung sikap Wakil Tetap RI di PBB yang tak menyampaikan sikap terkait rancangan resolusi itu. "Mending abstain, sudah betul Indonesia tidak terburu-buru menyikapi konflik ini. Bebas-aktif, Non-Blok!" kata seorang warganet.
Ada pula warganet yang berseloroh, bahwa Pemerintah Indonesia kini tengah fokus untuk mencari solusi hilangnya minyak goreng dari pasaran. Lalu, apa penjelasan Kementerian Luar Negeri terkait sikap Indonesia yang tak ikut bersikap dalam rancangan resolusi DK PBB tersebut?