Haruki Murakami (tengah) saat melakukan konferensi pers yang diadakan di Waseda University (20/6/2019). (waseda.jp)
Dilansir Nikkei Asia, Pada tahun 2019, Waseda University telah memutuskan untuk membuat perpustakaan pada fasilitas penelitian lama, di mana telah menghabiskan dua tahun terakhir untuk membuat katalog makalah Murakami yang sekarang tersedia untuk peneliti profesional dengan arsip lebih dari 10.000 item.
Saat memasuki perpustakaan, pengunjung nantinya akan membenamkan diri dalam dunia Murakami yang terkenal dengan karya-karyanya, yakni Kafka on the Shore dan 1Q84, dengan hampir 3.000 buku, yang termasuk edisi pertama novelnya, salinan buku-bukunya yang telah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa, serta karya penulis asing yang diterjemahkan oleh Murakami ke dalam bahasa Jepang, termasuk JD Salinger's Catcher in the Rye.
Perpustakaan Murakami tersebut sepenuhnya didanai oleh pendiri perusahaan induk Uniqlo yang juga alumni Waseda, Tadashi Yanai. Yanai menyumbangkan 1,2 miliar Yen atau sekitar Rp154 miliar. Yanai ingin melihat perpustakaan tersebut menjadi tempat yang tidak hanya untuk merefleksikan budaya Jepang, juga untuk mengekspor Jepang ke dunia.
Lalu, perihal pembangunan perpustakaan dirancang dan direnovasi oleh seorang arsitek handal Jepang yang juga perancang Stadion Nasional Jepang yang ditampilkan di Olimpiade Tokyo 2020, Kengo Kuma.
Pada rancangannya, Kuma akan membuat pengunjung masuk melalui lorong seperti terowongan di gedung lima lantai tersebut. Terowongan tersebut merupakan gambarannya tentang cerita Murakami, di mana protagonis sering melakukan perjalanan antara yang nyata dan yang surealis, dikutip dari AP News.