Jakarta, IDN Times - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (27/3) kemarin mewanti-wanti seluruh pemimpin dunia agar tidak sembarangan menggunakan obat untuk mengobati pasien COVID-19. Apalagi bila obat itu belum terbukti secara sains dan uji klinis mampu menyembuhkan pasien yang terpapar virus Sars-CoV-2.
Peringatan itu disampaikan oleh Dirjen WHO, Tedros Adhanom, lantaran melihat jumlah penderita penyakit pernafasan yang disebabkan COVID-19 malah semakin naik. Mau tidak mau para ahli kemudian berpacu dengan waktu untuk mencari obatnya.
"Kami menyerukan kepada semua individu dan negara untuk menahan diri dan tidak menggunakan pengobatan yang belum terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19," ungkap Tedros seperti dikutip harian Hong Kong, South China Morning Post (SCMP).
Di Indonesia, Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah memutuskan akan menggunakan obat chloroquine dan avigan untuk menyembuhkan COVID-19. Chloroquine atau obat antimalaria diklaim sukses digunakan dalam penyembuhan pasien di Wuhan, Tiongkok. Tetapi, Kepala perawatan klinis dalam program emergensi WHO, Janet Diaz mengatakan chloroquine belum terbukti manjur menjadi pengobatan pasien COVID-19.
Apakah pernyataan WHO ini ingin menyindir Pemerintah Indonesia?