Jakarta, IDN Times - Langkah Pemerintah Indonesia untuk ikut bergabung dengan COVAX agar bisa memperoleh vaksin COVID-19 membuahkan hasil yang positif. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memastikan Indonesia dan 166 negara lainnya memperoleh jatah vaksin corona sebanyak 20 persen dari jumlah penduduk.
Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Febrian A. Ruddyard mengatakan Indonesia memperoleh vaksin COVID-19 dengan harga subsidi. "Harga (vaksin) ini lebih murah daripada beberapa negara lain yang dianggap memiliki kemampuan ekonomi yang lebih besar," kata Febri ketika berbicara dalam diskusi virtual pada Jumat (16/10/2020) di Jakarta.
Ia mengatakan jatah vaksin yang diberikan oleh COVAX tidak mungkin lebih dari 20 persen populasi di masing-masing negara. Sebab, prinsip yang diterapkan dalam pendistribusian vaksin bukan untuk memenuhi kebutuhan semua populasi di negara tersebut. "Prinsipnya lebih kepada some people in all countries (sebagian orang di seluruh negara)," ujarnya lagi.
Lantaran jatah vaksin COVID-19 yang diperoleh hanya 20 persen dari jumlah populasi atau sekitar 53,6 juta dosis, maka pemerintah harus mengamankan pasokan vaksin corona dengan cara lain. Itu sebabnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir sempat blusukan ke tiga negara yakni Tiongkok, Uni Emirat Arab dan Inggris.
Berapa sih harga vaksin yang dijanjikan akan diperoleh dari fasilitas COVAX?