Pekan lalu, PBB melaporkan bahwa selain virus polio, terjadi peningkatan kasus Hepatitis A, disentri, dan gastroenteritis yang dipicu oleh buruknya kondisi sanitasi di Gaza.
“Ini hanyalah permulaan dari gelombang penyakit yang akan dihadapi Jalur Gaza. Warga Palestina selama ini tinggal di tenda-tenda darurat tanpa kamar mandi, tanpa kebersihan, tanpa akses terhadap air dan sanitasi. Limbah ada di mana-mana,” kata Hind Khoudary dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Deir-al Balah di Gaza tengah.
Tanya Haj-Hassan, seorang dokter spesialis perawatan intensif anak, menyebut keberadaan virus polio yang terdeteksi di limbah sebagai bom waktu yang siap meledak.
"Biasanya, jika ada kasus polio, kita akan mengisolasi pasien, memastikan mereka menggunakan kamar mandi yang tidak digunakan orang lain, dan memastikan mereka tidak berada dekat dengan orang lain, tetapi itu tidak mungkin dilakukan," katanya dalam wawancara awal bulan ini.
“Saat ini semua orang berkumpul di kamp-kamp pengungsi tanpa vaksin setidaknya selama sembilan bulan terakhir, termasuk anak-anak yang seharusnya sudah divaksinasi polio dan orang dewasa yang, ketika terjadi wabah, harus menerima booster, termasuk petugas kesehatan," tambahnya.