WHO: Lebih dari 20 Ribu Orang Sudan Tewas Akibat Perang

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Minggu (8/9/2024), mengatakan perang di Sudan telah menewaskan lebih dari 20 ribu orang. Negara itu telah menghadapi perang sipil selama lebih dari 16 bulan.
Selain menghadapi konflik, Sudan juga menghadapi masalah lainnya. Banjir musiman yang dahsyat telah melanda negara itu dalam beberapa minggu terakhir, dan wabah kolera juga sedang menyebar.
1. Perang sebabkan orang harus mengungsi
Tedros menyampaikan penghitungan tersebut dalam konferensi pers di kota Port Sudan di Laut Merah, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan yang diakui secara internasional dan didukung militer. Dia mengatakan jumlah korban tewas bisa jauh lebih tinggi.
“Sudan tengah dilanda badai krisis yang dahsyat. Skala keadaan darurat ini sangat mengejutkan, begitu pula dengan kurangnya tindakan yang diambil untuk meredakan konflik," kata Tedros, dikutip dari Associated Press.
Negara itu terjerumus ke dalam perang pada April 2023 ketika ketegangan yang membara berubah menjadi perang besar-besaran. Pertempuran ini antara pasukan yang setia kepada pemimpin de facto negara itu, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, yang memimpin Angkatan Bersenjata Sudan, dan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang memimpin paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Pertempuran tersebut telah mengubah ibu kota Khartoum, dan daerah perkotaan lainnya menjadi medan perang, menghancurkan infrastruktur sipil serta sistem perawatan kesehatan yang sudah babak belur. Tanpa kebutuhan pokok, banyak rumah sakit dan fasilitas medis yang tutup.
Konflik Sudan telah menyebabkan lebih dari 13 juta orang mengungsi, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dari jumlah tersebut, 2,3 juta orang terpaksa mengungsi ke negara tetangga.