Perkiraan jadwal distribusi vaksin COVID-19 secara luas. (Twitter.com/Agathe Demarais)
Sudah sejak jauh-jauh hari, WHO telah memperingatkan bahwa nasionalisme vaksin adalah sebuah ancaman dan akan membuat dunia gagal seperti saat menangani virus H1N1 atau HIV. Karena itu, pada Agustus 2020, WHO mengajak negara-negara anggotanya bergabung dengan COVAX, fasilitas vaksin global.
“Meskipun ada keinginan di antara pemimpin untuk melindungi rakyatnya sendiri terlebih dahulu, tanggapan terhadap wabah virus corona ini harus dilakukan secara kolektif” katanya saat itu, seperti dilansir dari UN News (18/8/20).
Sejauh ini, negara-negara dengan kemampuan ekonomi yang tinggi telah mengembangkan vaksin mereka masing-masing. Sebut saja Tiongkok, India, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat. Hampir semuanya, menurut WHO, memprioritaskan vaksin kepada penduduknya sendiri.
Sedangkan negara-negara dengan penghasilan rendah masih belum memiliki kepastian yang jelas kapan bisa mendapatkan vaksin. Melansir dari kantor berita Reuters, delegasi dari Burkina Faso yang berbicara atas nama kelompok Afrika menyatakan keprihatinan bahwa beberapa negara telah “menyedot” sebagian besar persediaan vaksin.