Jakarta, IDN Times – Mantan direktur Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat (AS) Norman Baylor mengatakan penundaan pemberian dosis kedua vaksin COVID-19 sangat berisiko karena data kemanjuran saat ini didasarkan pada jadwal pemberian dosis tertentu.
Hal itu diungkapkannya pada Kamis (7/1/2021), dua hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi awal soal penundaan waktu pemberian vaksin corona Pfizer dan BioNTech.
“Sangat berisiko untuk mencoba memperpanjang [jarak antara dua dosis] atau memberikan satu dosis jika tidak ada data,” kata mantan direktur di kantor penelitian dan tinjauan vaksin FDA itu dalam acara “Street Signs Asia” CNBC, Kamis.
“Saya memahami beberapa alasan untuk melakukan ini, tetapi sekali lagi, ini tidak benar-benar didukung oleh data,” kata Baylor, yang juga presiden dan CEO dari Biologics Consulting. “Ini adalah usaha yang sangat berisiko karena jika gagal, keadaanmu lebih buruk.”