Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberikan pengarahan respons COVID-19 di Wellington, Selandia Baru, pada 14 Maret 2020. Sumber: instagram.com/jacindaardern
Sementara, pada hari yang sama, pemerintah Selandia Baru mengklaim negaranya bebas virus corona, setelah 17 hari berturut-turut tidak menemukan kasus baru COVID-19. Pasien yang tertular virus corona dan dirawat di rumah sakit pun semuanya sudah sembuh.
Seperti data yang dihimpun John Hopkins University, Selandia Baru terakhir kali mengonfirmasi ada satu kasus COVID-19 adalah pada 22 Mei lalu. Sebelum itu, sejak 17 April hingga 21 Mei, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona per hari hanya satu digit, bahkan beberapa kali tak ada laporan kasus baru.
Selandia Baru pertama kali mengonfirmasi kasus COVID-19 pada 28 Februari. Jumlah kasus pada awal kurang dari 20, tetapi secara gradual bertambah. Negara itu mencapai puncak pandemik antara Maret hingga April, dengan angka penularan harian tertinggi adalah 89 kasus. Sampai kini, total ada 1.504 kasus dan 22 kematian.
"Meski kita berada di posisi lebih aman, lebih kuat, masih tidak ada jalan mudah untuk kembali ke kehidupan sebelum COVID-19. Tapi determinasi dan fokus yang kita miliki terhadap respons kesehatan kita akan dimasukkan ke dalam pembangunan perekonomian kembali," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern, seperti dikutip BBC.
"Walau pekerjaan belum berakhir, tak ada yang bisa mengelak ini adalah suatu tahapan perkembangan. Jadi, saya bisa mengakhirinya dengan ucapan yang sangat sederhana,'Terima kasih, Selandia Baru'," imbuh Ardern.