Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kekeringan. (unsplash.com/Md. Hasanuzzaman Himel)

Jakarta, IDN Times - Beberapa provinsi di China mengalami kekeringan karena jarangnya curah hujan dan panas terik selama berminggu-minggu. Kondisi ini pun memicu peringatan dan tindakan dari pihak berwenang, guna meminimalkan dampak terhadap pertanian, serta pasokan air dan energi.

Diperkirakan, suhu pada pekan ini akan mencapai rekor tertinggi di beberapa wilayah negara tersebut, di saat negara-negara di Asia bersiap menghadapi cuaca ekstrem pada musim panas mendatang.

"Suhu yang sangat panas telah berdampak buruk pada penanaman di musim panas. Memerangi kekeringan dan melindungi penanaman di musim panas merupakan tugas yang sulit," kata Kementerian Pertanian China pada Kamis (13/6/2024), dikutip dari The Straits Times.Beberapa provinsi di China mengalami kekeringan karena jarangnya curah hujan dan panas terik selama berminggu-mingguBeberapa provinsi di China mengalami kekeringan karena jarangnya curah hujan dan panas terik selama berminggu-minggu

1. China menerjunkan tim tanggap darurat

Pemerintah juga telah meluncurkan tanggap darurat level 4, yakni level terendah dari sistem 4 tingkat yang secara hukum mengharuskan tim ahli untuk dikirim dalam waktu 24 jam dan agar situasi terus dipantau.

Beberapa kelompok kerja telah dikirimkan ke tujuh provinsi untuk memberikan panduan dalam mengatasi kekeringan.

Pekan ini, Kementerian Sumber Daya Air meluncurkan tanggap darurat untuk mengatasi kekeringan, yang mempengaruhi jutaan orang di beberapa wilayah, seperti di provinsi Gansu, Henan, Shaanxi, Shanxi, dan Shandong. Wilayah tersebut merupakan pusat kekeringan parah di bagian tengah dan timur China. Dilaporkan, lebih dari 290 juta orang di seluruh negeri terkena dampaknya.

2. Kekeringan mengancam lahan pertanian

Ilustrasi lahan pertanian. (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Kekeringan mengancam lahan pertanian dan tanaman yang sedang dipersiapkan untuk ditanami karena berkurangnya curah hujan pada Mei di daerah sekitar Lembah Sungai Kuning, yang ditambah dengan mulainya suhu yang sangat panas pada Juni. Kondisi cuaca buruk ini akan berlanjut hingga akhir pekan depan, dengan kekeringan diperkirakan akan memburuk.

Lembaga penyiaran pemerintah, CCTV, mengatakan di beberapa bagian provinsi Hebei, Henan, Shandong suhu bisa mencapai 44 derajat celcius. Ini bisa memecahkan rekor sejarah yang terjadi pada Juni.

Sementara, suhu permukaan bisa mencapai 70 derajat celcius di beberapa daerah, termasuk di Shanxi dan Shaanxi.

Pemerintah China telah menyerukan peningkatan hujan buatan, perubahan metode irigasi dan pemantauan lahan pertanian secara konstan. Ini sebagai upaya untuk meringankan kerusakan yang ditimbulkan oleh suhu ekstrim dan kekeringan pada tanaman.  

3. Masyarakat diimbau menghemat air selama China berada dalam masa kekeringan

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Kementerian Manajemen Darurat telah menekankan kepada pemerintah daerah untuk memantau dan memastikan air untuk tanaman dan air untuk pemukiman aman, mengirimkan peringatan darurat, dan mendistribusikan air secara tepat waktu.

Beberapa kota juga menyerukan agar penduduk menghemat air sebanyak mungkin. Pada Selasa, daerah di Gansu menyarankan agar masyarakat menghindari mandi dalam waktu lama dan menggunakan air untuk beberapa tujuan, seperti mendaur ulang air mandi untuk mencuci pakaian atau menyiram toilet, South China Morning Post melaporkan.

Biro Cuaca Nasional China meramalkan kondisi gelombang panas yang berkelanjutan. Pihaknya juga memperingatkan perlunya mempersiapkan pasokan listrik darurat, serta pencegahan kebakaran di kawasan hutan.

Suhu panas juga berimbas pada permintaan listrik yang meningkat karena orang-orang menyalakan AC agar tetap sejuk.

Sementara itu, hal sebaliknya justru terjadi di China selatan. Ancaman wilayah tersebut bukanlah panas, melainkan hujan. Observatorium provinsi pesisir Fujian mengeluarkan peringatan mengenai cuaca basah dan potensi bencana setelah memperkirakan akan terjadi hujan lebat hingga 15 Juni.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team