Osaka, IDN Times – Sekitar 1.300 undangan menyaksikan langsung seremoni pembukaan World Expo 2025, pada hari Minggu, 13 April 2025, di Osaka, Jepang. Kaisar Jepang Naruhito ikut menghadiri ajang pameran dunia terbesar di dunia yang digelar setiap lima tahunan. Ini kali kedua kota Osaka menjadi tuan rumah World Expo, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah acara yang sama pada Expo 1970.
Tuan rumah Jepang, kali ini mengusung tema, “Merancang Masyarakat Masa Depan untuk Kehidupan Kita". Jepang berharap, ajang World Expo yang akan berlangsung selama enam bulan, sampai Oktober 2025 itu dapat membawa persatuan dan menggambarkan masyarakat masa depan melalui gagasan tentang kehidupan, dunia, dan masa depan.
Saat pembukaan, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyampaikan harapannya bahwa acara tersebut akan membantu memulihkan persatuan global di dunia yang dilanda konflik dan perang dagang.
"Dunia, setelah mengatasi pandemi virus corona, sekarang terancam oleh serangkaian perpecahan," kata Ishiba. Dia menambahlan, “Sangat berarti bahwa orang-orang dari seluruh dunia berkumpul di sini dan membahas tema kehidupan dan mengalami teknologi mutakhir, beragam ide, dan budaya."
Expo 2025 dibuka hari Minggu di kota Osaka, Jepang. Namun, di era informasi daring dan pariwisata massal, apa tujuan Pameran Dunia?
Sebagian menganggap, kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja, terutama akibat konflik geopolitik. Sebagaimana dibahas kantor berita AFP, muncul juga pertanyaan mendasar, di era informasi serba digital dan pariwisata untuk kebanyakan orang alias massal, apakah pameran dunia seperti ini masih relevan?
World Expo 2025 di Osaka yang diikuti 160-an negara yang unjuk diri soal pencapaian teknologi dan budaya, mengingatkan kepada awal mula pameran dunia ini. Pada tahun 1851, London, Inggris menjadi tuan rumah ajang yang saat itu disebut sebagai Pameran Besar.