Perang saudara di Yaman mulai bermula pada tahun 2014. Saat itu, pasukan Houthi yang disebut pemberontak, melakukan penyerangan dan merebut ibu kota Sana'a. Presiden Yaman Mansour Hadi saat itu melarikan diri ke Aden, kemudian mencari perlindungan ke Arab Saudi.
Setahun setelahnya, Arab Saudi yang memimpin pasukan koalisi membantu pemerintah Yaman dan melancarkan perang untuk melawan Houthi. Sampai saat ini belum diketahui kapan perang itu akan selesai.
Menurut NPR, koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat untuk mencoba mengembalikan Mansour Hadi ke kekuasaannya semula, serta memberikan dukungan pemerintahannya secara internasional.
Peperangan antara pasukan koalisi yang menargetkan para pejuang Houthi, yang dituduh telah didukung oleh Iran, telah melahirkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
David Beasley meminta para pemimpin dunia untuk mendesak agar perang di Yaman segera diakhiri. "Kami ingin perang ini berakhir, nomor satu. Dan jika para donor mulai lelah, akhiri perang dengan baik," katanya.
Komisaris Uni Eropa yang bernama Janez Lenarcic telah meminta pihak yang bertikai memberi akses kemanusiaan tak terbatas dan mengizinkan makanan serta bahan bakar ke negara itu. Krisis kemanusiaan di Yaman menurutnya, "belum pernah terjadi sebelumnya dan meningkat."