Jakarta, IDN Times - Saat Air Force One Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meninggalkan Busan, Korea Selatan, untuk kembali ke Washington, limusin Hongqi N701 milik Presiden China Xi Jinping justru baru meluncur ke tempat KTT APEC digelar. Dua momen itu terasa simbolis, satu pemimpin meninggalkan panggung, satu lagi bersiap jadi pusat perhatian.
KTT APEC 2025 kali ini tidak hanya soal ekonomi dan perdagangan, tapi juga tentang siapa yang sebenarnya memimpin arah kerja sama di kawasan Asia-Pasifik.
Dengan Amerika Serikat di bawah Donald Trump yang sibuk dengan kebijakan proteksionis dan tarif tinggi, China melangkah cepat memosisikan diri sebagai pembela perdagangan bebas.
Xi Jinping tampil percaya diri di hadapan para pemimpin dunia. Dia menyerukan pentingnya multilateralisme dan sistem perdagangan global yang adil.
“Kita harus mempraktikkan multilateralisme sejati,” kata Xi Jinping menegaskan peran China di panggung dunia.
Sementara, Trump absen dari sesi utama APEC dan hanya diwakili Menteri Keuangan Scott Bessent. Kehadiran Xi pun menjadi magnet. Para analis menilai, inilah momen ketika Asia benar-benar melihat siapa yang hadir dan siapa yang memilih pergi.
Kawasan ini seolah jadi saksi pergeseran. Dari AS yang dulu penggerak globalisasi, kini ke China yang berusaha merebut sepenuhnya.
