Ilustrasi pejuang Palestina (pixabay.com/hosny_salah)
Selain Yordania, Palestina juga mengecam kunjungan menteri Israel itu. Langkah tersebut dianggap sebagai tindakan provokatif.
“Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keras penyerbuan masjid Al-Aqsa oleh menteri ekstremis Ben-Gvir dan memandangnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan eskalasi konflik yang berbahaya," tulis pernyataan Kementerian.
Dilansir dari Al Arabiya, juru bicara Hamas mengatakan Al-Aqsa tetap menjadi bagian Palestina, Arab dan Islam. Pihaknya menambahkan bahwa tidak ada fasis yang dapat mengubah fakta tersebut.
Tidak ada indikasi bahwa Ben-Gvir mendekati masjid tersebut. Namun, ia pernah mendukung untuk mencabut larangan ibadah bagi orang Yahudi di kompleks tersebut.
"Jika Hamas berpikir itu dapat menghalangi saya dengan ancaman, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah, Ada pemerintahan di Yerusalem!" kata Ben-Gvir di Twitter.
Dalam siaran radio Kan Israel pada Senin, seorang anggota parlemen dari partai Kekuatan Yahudi, Almog Cohen, mengatakan bahwa “aspirasi partai adalah - ya, insya Allah, agar semua agama dapat berdoa di Temple Mount".
Akan tetapi, PM Netanyahu sebelumnya telah berjanji untuk mempertahankan status quo di sekitar tempat-tempat suci di Yerusalem.