Ilustrasi simbol radioaktif. (Unsplash.com/Kilian Karger)
Bahan radioaktif yang ditemukan itu dilaporkan merupakan zat uranium 238. Dr Fiona Helen Panther, dari Pusat Keunggulan ARC untuk Penemuan Gelombang Gravitasi (OzGRAv) Universitas Australia Barat, mengatakan zat itu dapat digunakan dalam reaktor nuklir dan senjata, tapi merupakan isotop uranium yang paling banyak ditemukan secara alami. Dia mengatakan sulit untuk memperkirakan radioaktivitasnya.
“Ini rumit karena tergantung berapa lama sudah ada, juga apa yang ada di dalamnya.Saat dibombardir dengan neutron untuk membelahnya, ia menjadi berbahaya, tetapi hanya berkeliaran di lingkungam bahkan beberapa gram uranium tidak akan meningkatkan (radiasi latar) ke titik di mana orang harus khawatir," kata Panther.
Dia mengatakan zat itu bisa diperoleh oleh kolektor hobi dengan membelinya dalam botol kecil, dan itu bahkan dapat ditemukan barang-barang antik.
“Pada tahun 50-an dan 60-an ada jenis kaca populer yang bersinar dalam gelap, dan selalu muncul di toko barang antik. Anda tidak ingin memilikinya sangat dekat dengan kamu, tetapi jumlahnya sangat rendah sehingga tidak menimbulkan ancaman, ”katanya.
Profesor Emeritus Ian Lowe, ahli fisika dan limbah nuklir dari Fakultas Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Griffith, mengatakan isotop adalah bentuk atom yang radioaktif, jika ditemukan akan diserahkan kepada Badan Perlindungan Radiasi dan Keselamatan Nuklir Australia (Arpansa).
Profersor itu menambahkan penemuan seperti itu tidak mungkin menjadi radioaktif yang intens, tapi tidak ada yang tahu pasti sampai diketahui persis apa yang ditemukan.