ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)
Serangan mendadak Ukraina di Kursk telah membuat sibuk pihak Rusia. Moskow dikabarkan telah mengerahkan pasukan cadagangan militer, serta para wajib militer. Penggunaan personel wajib militer dalam perang tidak populer di Rusia. Dalam awal invasinya ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji wajib militer tidak akan berpartisipasi dalam operasi tempur.
Dilansir The Moscow Times, namun laporan pengerahan wajib militer Rusia dalam perang terjadi. Para ahli menilai, para wajib militer itu menunjukkan sifat tidak terorganisir dari batalyon reguler.
"Bagi wajib militer, tujuan utamanya adalah menyelesaikan tugas mereka, mendapatkan selembar kertas itu, dan hanya itu, sehingga negara membiarkan mereka sendirian. Mereka tidak membutuhkan apa-apa lagi," kata Tipusyak, wajib militer Rusia yang ditangkap Ukraina.
Setidaknya ada 52 keluarga yang mencari informasi di Kementerian Pertahanan Rusia terkait putra mereka, khawatir dikerahkan di garis depan pertempuran. Mereka juga melucurkan petisi.
"Kami adalah ibu dari wajib militer, dan kami meminta Anda (Presiden Putin) untuk menarik wajib militer dari zona pertempuran. Mereka tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran militer dan kekurangan senjata," kata Oksana Deeva, ibu dari seorang wajib militer.