Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Volodymyr Zelenskyy (tengah) bersama Presiden Polandia Andrzej Duda (kiri) dan Presiden Lithuania Gitanas Nauseda (kanan) (twitter.com/ZelenskyyUa)
Presiden Volodymyr Zelenskyy (tengah) bersama Presiden Polandia Andrzej Duda (kiri) dan Presiden Lithuania Gitanas Nauseda (kanan) (twitter.com/ZelenskyyUa)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh sekutunya berbagi tanggung jawab atas banyaknya korban meninggal akibat invasi Rusia. Dia menuduh aliansinya atau negara-negara Barat kurang melakukan aksi nyata untuk meminimalisasi korban jiwa. 

“Sementara Rusia yang harus disalahkan atas pembunuhan itu, tanggung jawab dibagikan kepada mereka yang selama 13 hari di kantor negara-negara Barat mereka yang tidak menyetujui keputusan yang jelas diperlukan, yang tidak menyelamatkan kota-kota kami dari bom dan rudal ini – meskipun mereka bisa,” kata Zelenksyy, dilansir The Kyiv Independent pada Selasa (8/3/2022). 

Sudah dua pekan, Rusia menjalani "operasi militer" di berbagai wilayah Ukraina. Rusia pada hari ini, Rabu (9/3/2022), mengumumkan akan mengambil langkah gencatan senjata. Namun Kiev tidak lekas percaya pada pengumuman itu. Terlepas dari itu, kekecewaan Zelenskyy terhadap negara-negara NATO terlanjur menumpuk selama perang berlangsung.

1. Zelenskyy sempat minta NATO untuk memberlakukan Zona Larangan Terbang

Beberapa kota dan pangkalan udara di Ukraina telah diketahui telah dibom, ditembaki atau diserang dengan rudal balistik sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh pada 24 Februari 2022.  Rusia menyebut kampanye yang diluncurkannya itu sebagai “operasi militer khusus”.

Mereka juga menegaskan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.  Seperti yang diketahui, Ukraina pernah menjadi bagian dari Uni Soviet di bawah kekuasaan Rusia yang saat ini telah beralih ke Barat dan mencari keanggotaan NATO dan Uni Eropa.

Zelenskyy telah berulang kali menyerukan kekuatan Barat untuk menegakkan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Rusia. “Kami ulangi setiap hari: tutup langit di atas Ukraina. Tutup untuk semua rudal Rusia, untuk pesawat tempur Rusia, untuk semua teroris mereka, ”kata Zelenskyy pada Minggu (6/3/2022). 

Dilansir Al Jazeera, Zelenksyy menambahkan, “Jika tidak, jika kalian tidak memberi kami setidaknya pesawat, sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu hal untuk disimpulkan: kalian ingin kami dibunuh dengan sangat lambat.” Ungkapan tersebut ditujukan kepada para anggota NATO. 

2. NATO tolak permintaan zona larangan terbang yang diminta Ukraina

NATO telah menolak permintaan Ukraina untuk zona larangan terbang. Hal tersebut memicu kritik keras dari Zelenskyy yang mengatakan langkah itu memberi lampu hijau bagi Rusia untuk memborbardir wilayahnya. 

Ketua NATO, Jens Stoltenberg ,mengumumkan keputusan itu pada Sabtu (5/3/2022) terkait penolakan penerapan zona larangan terbang. Pertemuan mendesak diakan oleh NATO yang melibatkan 30 anggotanya di Brussels, Belgia. 

Dia mengatakan membantu Ukraina melindungi zona udaranya dari rudal dan pesawat tempur Rusia akan membutuhkan pasukan NATO untuk menembak jatuh pesawat Rusia. Hal tersebut diyakini sebuah langkah yang dapat mengakibatkan perang penuh di Eropa yang melibatkan lebih banyak negara. Dia juga menambahkan, “Kami bukan bagian dari konflik ini,” dilansir Reuters.

3. Rusia leluasa bombardir wilayah Ukraina

Kharkiv yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina telah dihancurkan oleh serangan udara Rusia. Kota yang berpenduduk 1,4 juta orang itu harus menanggung berbagai serangan yang dilancarkan pasukan Rusia. Jalanan dan bangunan-bangunan hancur akibat serangan pasukan Rusia tersebut.

“Banyak dari bangunan ini memiliki rumah orang di dalamnya–tempat tinggal pribadi, flat. Beberapa dari mereka masih merokok. Salah satu hal utama yang dikatakan orang-orang di sini adalah bahwa mereka sama sekali tidak dapat memahami bagaimana seorang pemimpin negara seperti Rusia dapat melakukan hal seperti ini pada kota seperti Kharkiv,” ungkap jurnalis Al Jazeera, Charles Stratford. 

Banyak warga bersembunyi di stasiun metro bawah tanah. Baik orang tua dan anak muda berdiri dengan sabar dalam antrean untuk sup, salad, dan roti yang disajikan oleh para sukarelawan. Selain Kota Kharkiv, pasukan Rusia juga dikabarkan mengebom Kota Chernihiv. 

Berbagai serangan yang dilancarkan Rusia diketahui telah membunuh banyak penduduk sipil. Dilansir KOOA News5, setidaknya sudah ada 400 penduduk sipil Ukraina yang tewas, menjadi korban serangan Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team